#KaltimGreen
Dalam berbagai kesempatan, entah diawal atau diakhir pidato para pejabat di Kalimantan Timur gemar meneriakkan “One Man, Five Tree”. Biasanya kalau peserta kurang antusias, teriakan akan diulangi lagi. Slogan “One Man, Five Tree” adalah pemompa semangat untuk program Kaltim Green sebagai bagian dari program penghijauan nasional yang digagas oleh Presiden SBY. Kalau tak salah awalnya adalah program penanaman 1 milyard pohon.
Karena program ini, Presiden SBY pernah beroleh penghargaan internasional.
Entah sudah berapa juta pohon yang ditanam karena slogan (yang bisa berarti janji maupun himbauan) “One Man, Five Tree” itu. Andai benar bahwa satu orang menanam 5 pohon, maka dengan jumlah penduduk kurang lebih 3,5 juta, jumlah pohon yang ditanam berkisar 17,5 juta pohon. Tapi saya yakin jumlah pohon yang sudah ditanam tidak sebanyak itu, meski ada klaim yang menyatakan jumlah pohon yang telah ditanam lebih dari itu.
Masalahnya adalah soal jenis pohon yang ditanam sehingga disebut sebagai bagian dari gerakan Kaltim Green tidak diterangkan dengan jelas. Apakah pohon lombok, sawit, tomat, terong dan pisang juga termasuk didalamnya. Kalau termasuk ya benar saja kalau sudah ada puluhan juta pepohonan yang ditanam. Ambil contoh saja sawit misalnya, selama berapa tahun terakhir ini pasti jutaan pohon telah ditanam di area perkebunan yang luasnya kian mengejar ambisi 1 juta hektar.
Beberapa kali saya menemui spanduk dan baliho yang isinya pemberitahuan tentang kegiatan penanaman pohon di lokasi itu. Tentu saja spanduk dan baliho tak lupa menyertakan wajah sosok tertentu yang tersenyum sambil memegang bibit pohon. Sayangnya ketika saya lewat, spanduk dan baliho masih terpasang megah, namun sebagian pohonnya merana, kering berdiri, tinggal menunggu rubuh disapu angin.
Suatu kali saya juga menyaksikan trotoar di salah satu ruas jalan utama kota Samarinda, dibongkar pada bagian-bagian tertentu. Ternyata di tengah trotoar kemudian ditanami pohon, entah apa yang ada di benak orang yang menyuruhnya?. Mungkin dipikirnya selama ini trotoar tidak banyak dilalui pejalan kaki lantaran tidak ada peneduhnya. Maka ditanamilah pohon agar berkembang menjadi peneduh alami sehingga orang suka kembali berjalan di trotoar. Atau jangan-jangan trotoar tak dianggap penting lagi, sehingga menjadi lokasi penghijauan kota, karena wilayah badan jalan yang kosong hanya tersisa trotoar saja.
Kejadian aneh, menanami trotoar bukan hanya terjadi di Samarinda melainkan juga terjadi di kota-kota lainnya, kota yang gemar menuliskan green and clean city. Simpan saja dalam batin keanehan seperti itu sebab yang melakukannya pasti punya seribu alasan yang menurutnya masuk akal dan bisa dipertanggungjawabkan.
Masih soal yang aneh-aneh, jalan penghubung di pemukiman yang sempit ternyata di sisi kanan dan kiri juga dihijaukan dengan tanaman yang berpotensi membuat jalan serasa semakin sempit serta menganggu pandangan. Dan kelak jika pohon itu membesar juga punya potensi besar untuk tidak selamat karena akan ditebang atau rubuh akibat hujaman akarnya yang tidak mencengkeram kuat ke dalam. Belum lagi desakan akarnya akan membuat semen saluran air rontok lantaran tak kuat menahan beban.
Soal hijau menghijau memang banyak salah kaprah. Banyak kali penghijauan dilakukan hanya agar dilihat banyak orang, maka dibuatlah seremoni penanaman yang dihiasi dengan spanduk, umbul-umbul dan baliho. Sementara yang tidak kelihatan, jauh disana tetap saja dibabat, dipotong dan digunduli. Tak heran jika ada yang mengatakan, program penanaman sejuta atau bahkan semilyard pohon ibarat mengunduli hutan kemudian menghijaukan jalanan.
Saya sama sekali tak bermaksud sinis atas apa yang disebut sebagai Kaltim Green dengan semboyannya “One Man, Five Tree’ itu, melainkan hanya sekedar mengingatkan bahwa jangan kita hanya rajin menanam tapi lupa memelihara. Seperti petani yang menanam namun lupa menyiram dan menyiangi rerumputan yang tumbuh bersaing dengan tanamannya.
Pondok Wiraguna, 9 Desember 2012
@yustinus_esha
Orang boleh pandai setinggi langit, namun kalau tidak menulis maka akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah (Pram)
Pages
Label:
Kolom
Kontemplasi : HASTAG (10)
Borneo Menulis
Minggu, 09 Desember 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
Cari Blog Ini
Sekolah dan Bengkel Menulis Naladwipa
Merupakan hasil kerjasama Naladwipa Institute, Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Samarinda dan Desantara Foundation. Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak muda untuk mengasah wawasan, kepekaan dan ketajaman untuk melihat apa yang terjadi di kesekitarannya.
Menulis Adalah Panggilan Jiwa
Blog ini merupakan wahana bagi peserta sekolah menulis Naladwipa dan Komkep Kasri untuk mempublikasikan tulisannya. Namun tetap terbuka bagi siapapun yang hendak mengirimkan tulisan juga. Silahkan masukkan tulisan ke badan email dan kirim ke borneo.menulis@gmail.com
Tulisan akan ditata sedemikian rupa tanpa merubah isi dan subtansinya.
Tulisan akan ditata sedemikian rupa tanpa merubah isi dan subtansinya.
Popular Posts
-
Antara Antri IPAD dan Bensin Ketika masih duduk di bangku sekolah, libur kenaikan kelas adalah sebuah kegembiraan yang tidak terkira. Sebu...
-
Daun-daun masih basah, karena tadi sore hujan baru usai menyirami kampung yang berada di tepi sungai Kelian. Kini malam berganti terang pur...
-
Hujan rintik-rintik ditemani senja sedang merayap meraih malam di saat saya memasuki pintu gerbang desa Kutai Lama Kecamatan Anggana Kutai ...
-
Masihkan orang berpikir bahwa tato adalah penanda bagi mahkluk yang cenderung kriminal dan tindik (piercing) adalah peradaban massa silam?. ...
-
Berita merupakan produk aktivitas jurnalistik atas dasar informasi yang berdasar pada fakta. Jika sang jurnalis hadir atau berada dalam sebu...
-
Empat bulan lalu Ardi bersama keluarganya pindah rumah, ke tempat tinggal yang kini adalah miliknya sendiri. Bertahun-tahun Ardi, Esta istr...
-
Media memegang peran penting dalam dinamika sosio kultural di masyarakat. Di tengah iklim yang menindas, media bisa menjadi corong dari peng...
-
Resep apa yang digunakan oleh seseorang sehingga mampu melahirkan tulisan yang menawan. Sederhana saja, ramuan jitu dalam menulis hanya satu...
-
Istilah LSM sebenarnya contradictio in terminis atau korupsi makna. Sebagai sebuah institusi yang dinamai dengan Lembaga Swadaya Masyarakat...
-
Kemacetan tak lagi milik kota-kota metropolitan macam Jakarta, Bandung, Surabaya atau Medan. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang kin...
Ayo Menulis
Jika anda percaya bahwa kata-kata mampu menggerakkan perubahan maka mulailah menulis. Semua pantas ditulis dan perlu untuk dibagikan.
Daftar Link
Partisipan
Arsip Blog
- 06/26 - 07/03 (3)
- 07/03 - 07/10 (3)
- 07/10 - 07/17 (6)
- 07/17 - 07/24 (6)
- 07/24 - 07/31 (12)
- 07/31 - 08/07 (3)
- 08/14 - 08/21 (2)
- 08/28 - 09/04 (2)
- 09/04 - 09/11 (3)
- 10/02 - 10/09 (11)
- 09/02 - 09/09 (10)
- 09/09 - 09/16 (4)
- 09/16 - 09/23 (12)
- 09/23 - 09/30 (8)
- 09/30 - 10/07 (12)
- 10/07 - 10/14 (8)
- 10/14 - 10/21 (10)
- 10/28 - 11/04 (9)
- 11/04 - 11/11 (9)
- 11/11 - 11/18 (10)
- 11/18 - 11/25 (8)
- 11/25 - 12/02 (6)
- 12/02 - 12/09 (3)
- 12/09 - 12/16 (3)
- 12/30 - 01/06 (1)
- 01/06 - 01/13 (5)
Kunjungan
BORNEO MENULIS
0 komentar:
Posting Komentar