MEDIA : Menyeret Tato Ke Pop Culture

Senin, 25 Juli 2011

Media memegang peran penting dalam dinamika sosio kultural di masyarakat. Di tengah iklim yang menindas, media bisa menjadi corong dari penguasa untuk menekan masyarakat agar bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penguasa. Namun dalam iklim demokratis atau kebebasan informasi media kerap kali menjadi corong terdepan memicu tumbuhnya budaya altenatif, budaya baru di luar mainstream atau pakem sebelumnya.

Aspek gaya hidup adalah salah satu bagian dari pemberitaan yang menduduki porsi tinggi dibaca atau ditonton oleh konsumen media. Dan tidak sedikit pula media yang mengkhususkan diri untuk menyorot persoalan gaya hidup. Kini banyak lahir media yang jelas-jelas membranding dirinya sebagai “life style magazine” atau “life style channel”. Selain media mainstreams, muncul pula media-media komunitas yang fokus pada isu-isu tertentu.

Tato dengan segala dinamikanya di masa silam, diuntungkan oleh keadaan ini. Tato hadir sebagai “tubuh yang mendunia” di halaman dan lembar media. Tubuh-tubuh bertato di berbagai belahan dunia hadir tersaji di hadapan mata, entah lewat film layar lebar, keping vcd, layar televisi atau lembar-lembar halaman majalah. Tato kembali mengeliat dalam sejarah modern lewat penampilan “Kelompok Gitar Rancak” Guns and Roses di penghujung tahun 80-an. Gaya tato dari Axel Rose dan kawan-kawannya segera menginspirasi kaum muda urban untuk menirunya. Selain Guns and Roses, kelompok musik lain macam Mutley Cruel, Megadeth, Poison, Sepultura hingga White Lion, para personelnya menghiasi tubuhnya dengan tato.

Gaya tato lain diperkenalkan oleh Jonathan Davis, vokalis Red Hot Chili Peppers (RHPC) yang menghiasi tubuhnya dengan motif tribal’s. Dan setelah itu muncul pula sosok-sosok selebritas yang segera menjadi inspirasi bagi kaum muda untuk menandai tubuhnya dengan tato. Dunia selebritas (artis musik, film dan model) memang menjadi kiblat bagi anak-anak muda perkotaan untuk menampilkan citra diri sebagai kaum modern, kaum pengikut budaya populer.

Epigon kaum muda perkotaan tidak selalu mengarah ke pemain musik atau bintang film barat, tetapi juga selebritas asia dan lokal. Gaya model kondang Karenina yang mengikuti “one point tato” Drew Barimore segera diikuti oleh gadis-gadis lainnya. Selebritas perempuan lain yang gemar menato dirinya adalah Melani Subono dan Nafa Urbach. Luna Maya mengemparkan jagad pemberitaan lewat tato kecilnya yang terekam dalam video skandal seksualnya dengan Ariel Peterpan.

Namun tato tidak sekedar berkaitan dengan selebritas dari dunia seni, tato juga turut dipopulerkan oleh para olahragawan Pemain basket NBA dengan jelas menunjukkan rajah yang menghiasi tubuhnya, Dennis Rodman adalah salah satunya. Dari dunia olahraga tentu saja David Beckham adalah ikon yang paling populer dari menularkan demam tato. Gaya yang sama diikuti pula oleh Wayne Rooney yang menato nama anak di tubuhnya. Para petinju juga banyak yang menghiasi tubuhnya dengan tato, Mike Tyson bahkan merajah bukan hanya bagian tubuhnya melainkan sampai ke wajahnya.

Daftar selebritas baik dunia maupun Indonesia yang gemar menato tubuhnya dengan mudah bisa diperpanjang. Dan para selebritas inilah yang setiap hari mengisi jagad pemberitaan media lewat berbagai macam acara maupun kolom. Segenap aktivitas pemberitaan membuat media telah menempatkan tato dalam jagad budaya populer. Banyaknya selebritas yang “sangat feminim” tapi tak ragu untuk menato tubuhnya meruntuhkan stigma bahwa tato hanya berkembang pada kelompok maskulin yang sangar dan kriminal (liar). Sadar atau tidak, media telah menempatkan bahwa tato pada perempuan bercitra “sexy”.



Salam Coret Tubuh
Batu Lumpang, 25 Juli 2011
@yustinus_esha

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

 
BORNEO MENULIS © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum