Amatan Acak : AKU dan NUSANTARA (74)

Rabu, 07 November 2012


Dahlan Always  Be The Star

Takdir Dahlan Iskan barangkali memang selalu jadi bintang.  Sepak terjangnya telah membuktikan tangan dinginnya dalam menangani  apa yang menjadi perhatian dan tanggungjawabnya. Jawa Pos tumbuh dan membesar bagai gurita media, beranak pinak dan berkembang tak hanya dalam bisnis berita ketika berada dalam kendalinya.

Gebrakan terus terjadi, ketika Dahlan Iskan kemudian menjadi Direktur PLN, sejenak di dalam tangannya PLN nampak bergerak ke arah yang memberi harapan. Sambungan terasa lebih cepat dilayani, mota-mati mulai jarang terjadi, pendek kata PLN kemudian menjadi lebih manusiawi dan ramah terhadap pelanggan yang notabene adalah penyokongnya.

Belum lama berada di PLN, Dahlan ditarik ke lingkaran kekuasaan eksekutif dengan menjadi menteri. Sejak hari pertama menjadi menteri, Dahlan selalu menjadi perhatian, gerak gerik dan kebijakannya selalu menjadi sorotan dan perbincangan. Kalau kemudian ada jeda, itu karena tiba-tiba saja perhatian masyarakat tertuju pada Jokowi yang masuk dalam bursa persaingan Gubernur DKI. Namun setelah hiruk pikuk pemilukada DKI lewat, kembali Dahlan menjadi sorotan.

Dahlan yang adalah menteri BUMN mengeluarkan pernyataan bahwa banyak BUMN menjadi sapi perahan anggota DPR. Sontak saja pernyataan Dahlan menimbulkan keributan. Padahal apa yang disoal oleh Dahlan adalah hal yang biasa saja, hal yang sudah dipercayai oleh umum. Namun karena yang mengungkapkan adalah seorang menteri yang biasanya penuh basa-basi, maka kelugasan Dahlan menjadi menarik perhatian.

Tentu saja DPR bergolak dan seperti biasa langsung bergerak untuk mengklarifikasi kesana kemari, sambil tak lupa membiaskan persoalan. Namun Dahlan tetap maju tak gentar dan bahkan menghadap BK DPR untuk menyerahkan laporan, tak lupa juga Dahlan mengutus anak buahnya untuk memberikan laporan ke KPK.

Kalau dipikir-pikir sebenarnya apa yang dilakukan oleh Dahlan memang hanya mengikuti instruksi presiden. Presiden SBY telah mengeluarkan inpres yang mengikat siapa saja yang berada di bawah kendalinya untuk melakukan percepatan pemberantasan korupsi di lembaga masing-masing. Dan sebagai menteri BUMN, maka Dahlan ingin bersih-bersih di lingkungan BUMN. Kalau kemudian jadi terasa seperti bongkar-bongkar itu adalah bagian dari konsekwensi dimana korupsi di negeri ini memang kerap dilakukan berjamaah dan lintas sektoral.

Saya tak kenal Dahlan juga tak punya urusan dengan DPR, maka bagi saya apa yang dilakukan oleh Dahlan tak perlu saya pandang sebagai polah atau langkah politik darinya untuk mencari dukungan publik, misalnya demi memuluskan langkah untuk menjadi calon RI 1 di pemilu 2014 nanti. Dugaan-dugaan seperti itu bagi saya justru merupakan sebuah upaya untuk menjauhkan substansi pemberantasan korupsi ke arah kepentingan pencitraan atau langkah politik strategis demi kepentingan diri sendiri atau kelompok tertentu.

Dahlan hanyalah mencoba membuktikan apa yang selama ini menjadi desas-desus, perbincangan di sudut-sudut kantin dan warung kopi. Dan memang bukan satu dua kali, DPR terbukti kongkalikong dalam melahirkan kebijakan-kebijakan tertentu. Sudah berapa anggota DPR yang terkena masalah hukum dan mendekam di penjara karena melakukan punggutan-punggutan yang tak sah, menerima sesuatu yang mestinya tak mereka terima, meminta balas jasa atas jerih payah dan keringat yang mestinya sudah ditanggung oleh negara.

Kita tahu meski sistem demokrasi negeri ini tergolong maju, namun sistem itu ‘dibangun’ oleh kekuatan uang yang tidak sedikit. Ongkos politik begitu tinggi di negeri ini, maka siapapun yang ingin berada dan tetap ada dalam lingkaran kekuasaan mesti bersiap kantong tebal. Mengandalkan gaji atau pendapatan tetap sulit untuk terus dipakai bertahan sehingga mesti mencari pemasukan ‘berkelanjutan’ dari sumber-sumber lainnya. Partner, mitra kerja atau lembaga-lembaga yang berada di bawah pengawasan adalah sumber utama untuk memperoleh pendapatan itu.

2014 bukanlah waktu yang lama lagi, maka tepatlah jika Dahlan mengungkap persoalan setoran itu di tahun ini agar menjadi tanda awas bagi siapapun yang ingin tetap duduk di kursi yang terhormat agar tidak mengumpulkan peluru untuk bersaing di tahun 2014 nanti dengan cara-cara yang tidak terpuji. Semoga kelugasan yang dilakukan oleh Dahlan Iskan diikuti oleh menteri-menteri lainnya agar kita kelak memperoleh wakil-wakil rakyat yang benar-benar terhormat.

Pondok Wiraguna, 6 November 2012
@yustinus_esha

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

 
BORNEO MENULIS © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum