Dahlan Always Be The Star
Takdir Dahlan Iskan barangkali
memang selalu jadi bintang. Sepak
terjangnya telah membuktikan tangan dinginnya dalam menangani apa yang menjadi perhatian dan
tanggungjawabnya. Jawa Pos tumbuh dan membesar bagai gurita media, beranak
pinak dan berkembang tak hanya dalam bisnis berita ketika berada dalam
kendalinya.
Gebrakan terus terjadi, ketika
Dahlan Iskan kemudian menjadi Direktur PLN, sejenak di dalam tangannya PLN
nampak bergerak ke arah yang memberi harapan. Sambungan terasa lebih cepat
dilayani, mota-mati mulai jarang terjadi, pendek kata PLN kemudian menjadi
lebih manusiawi dan ramah terhadap pelanggan yang notabene adalah penyokongnya.
Belum lama berada di PLN, Dahlan
ditarik ke lingkaran kekuasaan eksekutif dengan menjadi menteri. Sejak hari
pertama menjadi menteri, Dahlan selalu menjadi perhatian, gerak gerik dan
kebijakannya selalu menjadi sorotan dan perbincangan. Kalau kemudian ada jeda,
itu karena tiba-tiba saja perhatian masyarakat tertuju pada Jokowi yang masuk dalam
bursa persaingan Gubernur DKI. Namun setelah hiruk pikuk pemilukada DKI lewat,
kembali Dahlan menjadi sorotan.
Dahlan yang adalah menteri BUMN
mengeluarkan pernyataan bahwa banyak BUMN menjadi sapi perahan anggota DPR.
Sontak saja pernyataan Dahlan menimbulkan keributan. Padahal apa yang disoal
oleh Dahlan adalah hal yang biasa saja, hal yang sudah dipercayai oleh umum.
Namun karena yang mengungkapkan adalah seorang menteri yang biasanya penuh
basa-basi, maka kelugasan Dahlan menjadi menarik perhatian.
Tentu saja DPR bergolak dan
seperti biasa langsung bergerak untuk mengklarifikasi kesana kemari, sambil tak
lupa membiaskan persoalan. Namun Dahlan tetap maju tak gentar dan bahkan
menghadap BK DPR untuk menyerahkan laporan, tak lupa juga Dahlan mengutus anak
buahnya untuk memberikan laporan ke KPK.
Kalau dipikir-pikir sebenarnya
apa yang dilakukan oleh Dahlan memang hanya mengikuti instruksi presiden.
Presiden SBY telah mengeluarkan inpres yang mengikat siapa saja yang berada di
bawah kendalinya untuk melakukan percepatan pemberantasan korupsi di lembaga
masing-masing. Dan sebagai menteri BUMN, maka Dahlan ingin bersih-bersih di
lingkungan BUMN. Kalau kemudian jadi terasa seperti bongkar-bongkar itu adalah
bagian dari konsekwensi dimana korupsi di negeri ini memang kerap dilakukan
berjamaah dan lintas sektoral.
Saya tak kenal Dahlan juga tak
punya urusan dengan DPR, maka bagi saya apa yang dilakukan oleh Dahlan tak
perlu saya pandang sebagai polah atau langkah politik darinya untuk mencari
dukungan publik, misalnya demi memuluskan langkah untuk menjadi calon RI 1 di
pemilu 2014 nanti. Dugaan-dugaan seperti itu bagi saya justru merupakan sebuah
upaya untuk menjauhkan substansi pemberantasan korupsi ke arah kepentingan
pencitraan atau langkah politik strategis demi kepentingan diri sendiri atau
kelompok tertentu.
Dahlan hanyalah mencoba
membuktikan apa yang selama ini menjadi desas-desus, perbincangan di
sudut-sudut kantin dan warung kopi. Dan memang bukan satu dua kali, DPR
terbukti kongkalikong dalam melahirkan kebijakan-kebijakan tertentu. Sudah
berapa anggota DPR yang terkena masalah hukum dan mendekam di penjara karena
melakukan punggutan-punggutan yang tak sah, menerima sesuatu yang mestinya tak
mereka terima, meminta balas jasa atas jerih payah dan keringat yang mestinya
sudah ditanggung oleh negara.
Kita tahu meski sistem demokrasi
negeri ini tergolong maju, namun sistem itu ‘dibangun’ oleh kekuatan uang yang
tidak sedikit. Ongkos politik begitu tinggi di negeri ini, maka siapapun yang
ingin berada dan tetap ada dalam lingkaran kekuasaan mesti bersiap kantong
tebal. Mengandalkan gaji atau pendapatan tetap sulit untuk terus dipakai
bertahan sehingga mesti mencari pemasukan ‘berkelanjutan’ dari sumber-sumber
lainnya. Partner, mitra kerja atau lembaga-lembaga yang berada di bawah
pengawasan adalah sumber utama untuk memperoleh pendapatan itu.
2014 bukanlah waktu yang lama
lagi, maka tepatlah jika Dahlan mengungkap persoalan setoran itu di tahun ini
agar menjadi tanda awas bagi siapapun yang ingin tetap duduk di kursi yang
terhormat agar tidak mengumpulkan peluru untuk bersaing di tahun 2014 nanti
dengan cara-cara yang tidak terpuji. Semoga kelugasan yang dilakukan oleh
Dahlan Iskan diikuti oleh menteri-menteri lainnya agar kita kelak memperoleh
wakil-wakil rakyat yang benar-benar terhormat.
Pondok Wiraguna, 6 November 2012
@yustinus_esha
0 komentar:
Posting Komentar