Hotel dan Sepeda
Dengan menumpang taksi, saya
pergi menuju University Club UGM, setelah sampai disana ternyata Univercity
Club itu adalah sebuah hotel, milik universitas Gajah Mada. Selama menginap dan
berkegiatan di sana saya tak sempat terlalu banyak mengenal sekelilingnya.
Namun ada yang menarik, setiap kali saya keluar ke halaman ssebelah samping
untuk merokok, di jalan saya melihat banyak anak-anak muda (mahasiswa/wi)
menaiki sepeda. Sepedanya seragam dan didepannya ada keranjang untuk menaruh
tas.
Dalam hati saya menduga-nduga
bahwa sepeda itu adalah sepeda sewaan yang hanya boleh dipakai di kompleks UGM.
Seru juga melihat lalu lalang sepeda di jalan raya, terkadang ada sepasang
mahasiswa dan mahasiswi berkendara sambil bersenda gurau, saling selip dan
kejar-kejaran dengan sepeda, romantis sekali.
Saya tak hendak
membanding-banding UGM dengan universitas lainnya, entah yang lebih baik atau
yang lebih buruk. Tapi sebuah universitas kemudian memiliki wisma dan hotel
sendiri serta terbuka digunakan oleh masyarakat umum (pihak luar) adalah sebuah
ide yang baik. Konon untuk biaya pendidikan perlu ongkos yang besar. Dan
pemerintah juga masyarakat (peserta) belajar belum tentu mempunyai kemampuan
yang cukup untuk memenuhinya. Nah, universitas tempat ahli dari segala ahli
berkumpul tentu saja perlu berupaya untuk menggali pendanaan melalui
usaha-usaha produktif.
Selama beberapa hari menginap di
UC UGM, saya melihat bahwa tingkat huniannya lumayan tinggi. Ada bermacam-macam
orang yang tinggal dan menginap disana. Mungkin saja ada mahasiswa dari luar
negeri yang belum menemukan kost, atau para peneliti dari luar Yogya yang butuh
untuk melakukan kajian pustaka di UGM, ada juga dosen terbang dan lain
sebagainya. Ruangannya juga selalu terpakai, ada yang dipakai seharian ada juga
yang dipakai pagi hingga sore, tapi ada juga yang memakai untuk acara malam
hari. Pendek kata secara sekilas usaha hotel seperti ini adalah bisnis yang
sehat atau menguntungkan.
Kemudian soal sepeda tadi, pemakaian
sepeda dalam kampus jelas mendukung program untuk mengurangi pemanasan global.
Mahasiswa atau mahasiswi tidak perlu membawa motor atau mobil masing-masing
satu untuk tiap orang. Aktivitas di kampus memang kerap mengharuskan seorang
mahasiswa/wi berpindah dari satu area ke area yang lain. Kampus biasanya luas
sehingga kalau berjalan kaki selain membuang waktu juga bisa membuat kaki lecet
dan pegal-pegal. Naik sepeda adalah jawabannya. Dengan naik sepeda selain
mengurangi polusi bisa juga membuat badan tetap sehat dan kaki tetap kuat.
Saya tidak sempat tanya apakah
sepeda-sepeda itu disewakan dan kalau ya berapa ongkosnya. Namun menurut saya
mungkin mencari keuntungan dari penyewaan sepeda bukan tujuan yang utama.
Pemakaian sepeda bertujuan untuk mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dalam
kampus. Dengan berkurangnya kendaraan bermotor dalam kampus maka lingkungan
kampus akan semakin sehat, bersih dan minim polusi. Oleh karenanya usaha memasyarakatkan sepeda
dalam kampus bukan bertujuan memperoleh keuntungan finansial melainkan
memperoleh keuntungan jasa lingkungan yaitu udara bersih dan lingkungan tidak
bising.
Dua contoh yang selama beberapa
hari saya lihat sekilas itu menunjukkan bahwa universitas perlu mengambil
langkah nyata untuk mengefektifkan seluruh sumberdayanya guna membangun sebuah
sistem dan suasana pembelajaran yang mendukung untuk seluruh civitas
academicanya. Keberadaan hotel di kampus, membuat kegiatan-kegiatan tidak perlu
dilakukan di jauh, membuat mereka yang perlu mengakses area kampus tidak berada
terlalu jauh dari kampus. Sementara keberadaan sepeda yang bisa dipakai siapa
saja dalam area kampus akan membuat kampus lebih nyaman dan tenang sehingga
mendukung proses belajar dan mengajar.
Ada banyak kampus besar di negeri
ini dengan jumlah mahasiswa yang juga besar. Bayangkan saja jika populasi
sepeda pengguna di tiap-tiap kampus juga besar maka kampus menyumbang jasa yang
besar untuk turut serta mengurangi laju pemanasan global. Dan jumlah sumbangan
kampus itu siapa tahu kelak bisa ‘diuangkan’ dengan cara atau skema dana
penjualan karbon. Jika kemudian bisa maka dana itu bisa dimanfaatkan untuk
memberi beasiswa bagi mahasiswa-mahasiswi dari keluarga yang tidak mampu. Andai
ini terjadi maka sempurnalah sebuah universitas karena tidak saja memberikan
lingkungan yang berkualitas untuk belajar melainkan juga memberi kesempatan
kepada banyak orang untuk turut belajar tanpa pusing-pusing memikirkan uang
semesteran.
Pondok Angkringan, 17 Oktober 2012
@yustinus_esha
0 komentar:
Posting Komentar