Antara Logika dan Logistik
Minggu kedua bulan Oktober 2012 saya mengikuti kegiatan refleksi dan proyeksi dari jejaring antar iman se Indonesia. Sebuah pertemuan yang kemudian membuat saya mengingat lagi pertemuan pertama yang dilakukan 12 tahun lalu di Malino, Sulawesi Selatan. Di tempat yang dingin itu berkumpul para pendekar-pendekar antara lain Th. Sumartana, Julius Siranaymual, KH. Arifin Assegat, Kyai Dian Nafi, KH. Ahmad Tohari, Mansyur Faqih dan lain sebagainya. Semua sepakat bahwa Indonesia tengah menghadapi ancaman disintegrasi karena masyarakat gagal merayakan perbedaan.
Setelah pertemuan Malino pertemuan serupa terus diadakan, sekurangnya telah 5 atau 6 kali, kelompok jejaring interfaith ini berkumpul.
Satu demi satu para pendekar surut dan pendeka-pendekar baru mulai bermunculan mesti level dan pengaruhnya belum setinggi para pendahulunya.Jejaring serupa juga bermunculan di berbagai tempat dan itu merupakan sebuah angin sejuk, betapa banyak orang dan kelompok yang mencintai takdir bangsa ini sebagai bangsa yang kaya akan keberagaman.
Saya tak selalu ikut dalam pertemuan refleksi dan proyeksi secara rutin, setelah pertemuan pertama, kemudian saya ikut lagi pertemuan yang entah keberapa yang dilaksanakan di Banjar Baru Kalimantan Selatan, hingga kemudian ikut dalam pertemuan terakhir di University Club Hotel UGM. Ada banyak muka-muka baru, tetapi masih banyak tersisa muka –muka lama yang mulai menua.
Isu hubungan antar iman secara luas adalah isu yang muncul bersama dengan lahirnya agama-agama. Agama yang lahir untuk membawa pembebasan dan kebebasan dalam prakteknya banyak menimbulkan perpecahan entah karena ajaran teologi, penghayatan atau tafsir penganutnya atas kitab suci maupun praktek-praktek lain yang terkait dengan politik dan ekonomi.
Persoalan ini kemudian menjadi persoalan yang mengakar yang tidak mudah untuk diselesaikan. Kalau disebut penyakit, maka ini merupakan sakit yang kronis dan berat serta mengandung komplikasi, akibatnya treatment pada satu gejala tertentu bahkan bisa memperberat gejala yang lain.
Makanya saya tak heran jika banyak muka-muka lama bertahan, bertekun untuk terus berusaha menemukan formula terbaik yang bisa memberi sedikit kesembuhan atas penyakit jaman ini. Mereka adalah pejuang yang berjalan dalam senyap. Issu interfaith mau tak mau membuat kita sendiri melakukan otokritik atas agama yang kita anut. Sesuatu yang mungkin saja membuat kita tidak populer dalam lingkungan sendiri tetapi juga dicurigai oleh kelompok lainnya.
Hormat dan salut saya untuk mereka yang tidak lelah berjuang dalam rentang waktu yang lama. Bertahan untuk terus optimis dan punya energi meski keberhasilannya nampak tidak terlalu banyak. Catatan-catatan keberhasilan nampaknya bernada anekdotal, berhasil disini, dalam rentang waktu tertentu tapi kemudian bisa lenyap tanpa bekas. Sulit menduplikasi dan mereplekasi keberhasilan-keberhasilan di satu tempat untuk bisa diterapkan di tempat lainnya.
Saya sendiri selalu senang hadir dalam pertemuan seperti ini meski tak bisa lagi serius dan fokus menemukan jalan dan alternatif pemecahan untuk berbagai masalah yang dikumpulkan dan ditemukan berbagai tempat. Tapi saya selalu sepakat bahwa bangsa ini saat ini sekarat karena kegagalan menyikapi perbedaan dengan dasar kemanusiaan.
Ada terang disana sini, ada optimisme yang tetap terjaga dan ada silaturahmi yang semakin meluas antar para pejuang dan aktor (sekaligus provokator) perdamaian.
Secara logika jejaring ini tak menemui persoalan yang substansial. Semua sepakat dan saling mendukung gerakan pada wilayah dan lapangan masing-masing. Persoalan yang besar justru selalu muncul pada sisi logistik. Jejaring semacam ini hidup dari prinsip ‘bantingan’ dengan sumberdaya yang terbatas. Sisi positifnya mungkin menjadi mandiri dan tak terikat pada pihak (sponsor atau donor) lain. Tapi lantaran persoalan yang dihadapi begitu besar maka model ‘urunan’ akan membuat gerak jejaring ini menjadi terbatas dan terkendala. Persoalan yang didepan mata yang butuh respon cepat kerap tak bisa ditangani dengan segera.
Sudah lebih dari 16 tahun, saya memberi perhatian pada persoalan fund rising, tetapi selama 16 tahun itu pula saya kebingungan soal model atau jenis fund rising apa yang tepat untuk gerakan seperti ini. Memproduksi uang dengan usaha sendiri jelas sulit karena pegiat gerakan biasanya tidak terampil memproduksi ini dan itu yang bisa menghasilkan uang dalam jumlah yang cukup besar. Mencari sosok figur yang kaya, bersih, baik tanpa pamrih dalam memberi uang juga mustahil untuk dilakukan.
Persoalannya apa untungnya bagi orang itu menginvestasikan dananya pada gerakan ini. Mengambil dana CSR dari perusahaan besar tentu juga bermasalah karena tidak semuanya akan bersepakat.
Di akhir pertemuan selalu ada rangkaian persoalan penting yang bisa disimpulkan serta alternatif langkah untuk menyelesaikannya. Namun lagi-lagi hingga pertemuan berakhir urusan logistik selalu tidak jelas juntrungannya.
Mungkin memang hanya Tuhanlah yang bisa menyelesaikan, sayang rencana Tuhan selalu saja merupakan sebuah misteri.
Pondok Angkringan, 13 Oktober 2012
@yustinus_esha
Orang boleh pandai setinggi langit, namun kalau tidak menulis maka akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah (Pram)
Pages
Label:
Kolom
Amatan Acak : AKU dan NUSANTARA (55)
Borneo Menulis
Kamis, 18 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
Cari Blog Ini
Sekolah dan Bengkel Menulis Naladwipa
Merupakan hasil kerjasama Naladwipa Institute, Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Samarinda dan Desantara Foundation. Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak muda untuk mengasah wawasan, kepekaan dan ketajaman untuk melihat apa yang terjadi di kesekitarannya.
Menulis Adalah Panggilan Jiwa
Blog ini merupakan wahana bagi peserta sekolah menulis Naladwipa dan Komkep Kasri untuk mempublikasikan tulisannya. Namun tetap terbuka bagi siapapun yang hendak mengirimkan tulisan juga. Silahkan masukkan tulisan ke badan email dan kirim ke borneo.menulis@gmail.com
Tulisan akan ditata sedemikian rupa tanpa merubah isi dan subtansinya.
Tulisan akan ditata sedemikian rupa tanpa merubah isi dan subtansinya.
Popular Posts
-
Antara Antri IPAD dan Bensin Ketika masih duduk di bangku sekolah, libur kenaikan kelas adalah sebuah kegembiraan yang tidak terkira. Sebu...
-
Daun-daun masih basah, karena tadi sore hujan baru usai menyirami kampung yang berada di tepi sungai Kelian. Kini malam berganti terang pur...
-
Hujan rintik-rintik ditemani senja sedang merayap meraih malam di saat saya memasuki pintu gerbang desa Kutai Lama Kecamatan Anggana Kutai ...
-
Masihkan orang berpikir bahwa tato adalah penanda bagi mahkluk yang cenderung kriminal dan tindik (piercing) adalah peradaban massa silam?. ...
-
Berita merupakan produk aktivitas jurnalistik atas dasar informasi yang berdasar pada fakta. Jika sang jurnalis hadir atau berada dalam sebu...
-
Empat bulan lalu Ardi bersama keluarganya pindah rumah, ke tempat tinggal yang kini adalah miliknya sendiri. Bertahun-tahun Ardi, Esta istr...
-
Media memegang peran penting dalam dinamika sosio kultural di masyarakat. Di tengah iklim yang menindas, media bisa menjadi corong dari peng...
-
Resep apa yang digunakan oleh seseorang sehingga mampu melahirkan tulisan yang menawan. Sederhana saja, ramuan jitu dalam menulis hanya satu...
-
Istilah LSM sebenarnya contradictio in terminis atau korupsi makna. Sebagai sebuah institusi yang dinamai dengan Lembaga Swadaya Masyarakat...
-
Kemacetan tak lagi milik kota-kota metropolitan macam Jakarta, Bandung, Surabaya atau Medan. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang kin...
Ayo Menulis
Jika anda percaya bahwa kata-kata mampu menggerakkan perubahan maka mulailah menulis. Semua pantas ditulis dan perlu untuk dibagikan.
Daftar Link
Partisipan
Arsip Blog
- 06/26 - 07/03 (3)
- 07/03 - 07/10 (3)
- 07/10 - 07/17 (6)
- 07/17 - 07/24 (6)
- 07/24 - 07/31 (12)
- 07/31 - 08/07 (3)
- 08/14 - 08/21 (2)
- 08/28 - 09/04 (2)
- 09/04 - 09/11 (3)
- 10/02 - 10/09 (11)
- 09/02 - 09/09 (10)
- 09/09 - 09/16 (4)
- 09/16 - 09/23 (12)
- 09/23 - 09/30 (8)
- 09/30 - 10/07 (12)
- 10/07 - 10/14 (8)
- 10/14 - 10/21 (10)
- 10/28 - 11/04 (9)
- 11/04 - 11/11 (9)
- 11/11 - 11/18 (10)
- 11/18 - 11/25 (8)
- 11/25 - 12/02 (6)
- 12/02 - 12/09 (3)
- 12/09 - 12/16 (3)
- 12/30 - 01/06 (1)
- 01/06 - 01/13 (5)
Kunjungan
BORNEO MENULIS
0 komentar:
Posting Komentar