Hanya Tuhan Yang Belum Mereka Datangkan
Peralihan kekuasaan dari masa regim orde baru ke regim orde otonomi daerah melahirkan beberapa daerah yang dikenal ‘kaya’. Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi The Rising Star, terlebih dengan gaya kepemimpinan bupati Syaukani HR yang dikenal royal dalam membagi-bagikan kekayaan daerahnya. Syaukani bukan hanya populer di Kutai Kartanegara dan Kalimantan Timur melainkan namanya juga berkibar ke seluruh pelosok Indonesia.
Jika menilik dari perjalanan sejarah, Kutai Kartanegara sejak jaman kesultanan sudah merupakan daerah yang kaya raya. Tidak usah menenggok keseluruhan wilayahnya yang sangat luas, ambil contoh saja kawasan yang dikenal sebagai delta Mahakam.
Daerah yang kini menjadi wilayah Kecamatan Muara Jawa, Kecamatan Anggana dan Kecamatan Muara Badak. Kawasan ini terbentuk dari proses sedimentasi yang sudah berlangsung sejak 5000 tahun yang lampau.
Kawasan Delta Mahakam adalah daerah yang berbentuk seperti kipas, merupakan daerah dataran berlumpur, rawa-rawa dengan banyak anak sungai membelah-belah daratannya. Daerah ini banyak ditumbuhi pohon Nipah-Nipah, Bakau dan Api-Api. Tak heran jika kemudian kawasan ini dikenal sebagai penghasil ikan dan udang. Kaum migran dari Bugis adalah pelopor pembukaan kawasan ini untuk pertambakan tradisional.
Selain kekayaan hayati yang berlimpah, kawasan ini juga mempunyai kekayaan non hayati yaitu minyak dan gas. Di Jaman pemerintahan Sultan Aji Sultan Muhammad Sulaiman diberikan konsesi pada JH Menten untuk kegiatan ekplorasi minyak. Konsesi adalah hak atas penguasaan tanah bagi modal partikelir di daerah penguasaan tidak langsung. Potensi migas itu kemudian dikelola oleh Shell yang mendapatkan konsesi dari JH Menten dan Royal Dutch. Kini potensi migas itu dikelola oleh Pertamina dengan sistem kontrak bagi hasil. Adapun kontraktornya antara lain Total FinaElf Indonesie, VICO,UNOCAL, Expans dll. Kini sebagian besar potensi migas diekploitasi oleh Total FinaElf Indonesie baik pada sumur-sumur di daratan maupun lepas pantai.
Potensi migas membuat kawasan ini menjadi kawasan strategis baik secara lokal, nasional maupun internasional. Sebab selain kekayaannya kawasan ini juga berada di dalam kawasan selat Makassar yang merupakan jalur pelayaran domestik maupun internasional yang ramai.Dari sejarahnya, kawasan ini juga merupakan cikal bakal dari kelahiran Kesultanan Kutai Kartanegara, yang dulunya berdiri di daerah Jaitan Layar dan kemudian Tepian Batu (Kutai Lama, Kecamatan Anggana). Karena faktor keamanan maka kemudian Kerajaan Kutai Kartanegara dipindah ke Pemarangan (Jembayan), hingga kemudian ke Tangga Arung (Tengarong) yang kini menjadi Ibu Kota Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Kutai Kartanegara sejak lahir hingga hari ini memang kaya, kaya karena bagi hasil dari ekploitasi sumberdaya alamnya. Adalah sebuah godaan bagi mereka-mereka yang kaya untuk menunjukkan kelebihannya dibandingkan dengan yang lainnya. Seolah ingin membuat yang lain mengatakan ‘wow’. Dan Kabupaten Kutai Kartanegara dimasa otonomi daerah memang kerap memaksa kita untuk mengatakan ‘wow’.
Pulau Kumala, yang dulu dianggap sarang jin disulap menjadi kawasan hiburan dengan aneka fasilitas yang tak ada di tempat lainnya di bumi Kalimantan. Trilyunan rupiah diguyurkan untuk me ‘ make over’ pulau yang ada di tengah sungai Mahakam itu. Di sebelahnya terbentang megah (sebelum runtuh) jembatan Kartanegara yang gagah bak jembatan Golden Gate di San Fransisco. Ada juga planetarium dan seterusnya. Bahkan, suatu kali pemerintah Kutai Kartanegara ingin membangun bandara sendiri meski tidak direstui oleh pemerintah nasional.
Kekayaan nampaknya bisa membuat mereka merencanakan apa saja.
Untuk meramaikan rangkaian upacara HUT Tenggarong, Pemerintah Kutai Kartanegara berniat mendatangkan kelompok musik cadas yang dulu pernah ternama yaitu SEPULTURA. Bagi para pengemar musik keras tentu saja ini kabar berita yang mengembirakan. Bukan saja bagi mereka yang ada di Kutai Kartanegara dan sekitarnya, melainkan juga bagi para pengemar SEPULTURA di seluruh Indonesia. Kenapa?. Ya karena yang mengundang adalah kabupaten kaya maka pertunjukkan ini akan dilaksanakan secara gratis. Haram hukumnya kalau pertunjukkan ini memunggut uang bayaran bagi penontonnya.
Dan bukan sekali dua kali, Kutai Kartanegara menyelenggarakan pertunjukkan besar yang pasti tiketnya mahal andai dipentaskan di Jakarta atau kota lainnya. Chris John dua kali manggung dalam pentas perebutan gelar kejuaraan di Kutai Kartanegara dalam sebuah pertandingan yang digratiskan untuk masyarakat. Ketika jaman Smack Down dulu, pernah juga diundang grup wrestling dari Jepang untuk melakukan pentas yang digratiskan bagi masyarakat.
Itu hanya sebagian contoh, masih banyak contoh-contoh lain dimana Kutai Kartanegara mengundang tokoh, pembicara atau penampil nasional maupun internasional yang tentu saja mahal ongkosnya tapi hadirin tak perlu merogoh koceknya.
Bagi saya, ya apa mau dikata, toh itu karena mereka mampu. Hanya kerap kali saya merasa ada ironi-ironi tertentu terutama berkaitan dengan anak-anak. Kabupaten Kutai Kartanegara pernah menerima penghargaan karena Zona Bebas Pekerja Anak, dan kemudian juga memproklamirkan diri sebagai Kabupaten yang layak anak. Melihat apa-apa yang didatangkan saat acara besar atau peringatan hari besar, betapa kasihannya anak-anak karena pemerintah Kutai Kartanegara hampir tak terdengar mendatangkan sesuatu yang cocok untuk anak-anak. Belum pernah terdengar mereka mendatangkan kelompok Sirkus Oriental untuk menghibur anak-anak. Atau mengadakan pagelaran opera atau operet yang pas dan cocok untuk ditonton oleh anak-anak.
Entahlah apa yang ada di benak orang-orang dewasa di Kutai Kartanegara yang kini punya kekuasaan atas kekayaan daerah itu.
Kekayaan yang hanya mereka gunakan untuk kepuasan dan hiburan mereka sendiri. Mungkin mereka-mereka ini di saat kanak-kanak kurang bahagia, maka ketika mereka berkuasa dan punya kuasa atas kekayaan, maka uang itu digunakan untuk segala sesuatu yang menghibur diri mereka sendiri, menyenangkan diri sendiri untuk menutup pengalaman tidak bahagia di masa kecilnya.
Selamat datang SEPULTURA, silahkan hibur orang-orang muda dan dewasa di Kutai Kartanegara, tapi jangan lupa sampaikan juga simpati dan keprihatinan untuk anak-anak disana yang tidak diperhatikan hiburannya oleh mereka-mereka yang lebih tua. Dan untuk anak-anak Kutai Kartanegara, berdoalah agar pemimpin kalian bisa mendatangkan Tuhan Yang Maha Kuasa ke Kota
Raja.
Pondok Wiraguna, 3 Oktober 2012
@yustinus_esha
Orang boleh pandai setinggi langit, namun kalau tidak menulis maka akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah (Pram)
Pages
Label:
Kolom
Amatan Acak : AKU dan NUSANTARA (41)
Borneo Menulis
Kamis, 04 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
Cari Blog Ini
Sekolah dan Bengkel Menulis Naladwipa
Merupakan hasil kerjasama Naladwipa Institute, Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Samarinda dan Desantara Foundation. Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak muda untuk mengasah wawasan, kepekaan dan ketajaman untuk melihat apa yang terjadi di kesekitarannya.
Menulis Adalah Panggilan Jiwa
Blog ini merupakan wahana bagi peserta sekolah menulis Naladwipa dan Komkep Kasri untuk mempublikasikan tulisannya. Namun tetap terbuka bagi siapapun yang hendak mengirimkan tulisan juga. Silahkan masukkan tulisan ke badan email dan kirim ke borneo.menulis@gmail.com
Tulisan akan ditata sedemikian rupa tanpa merubah isi dan subtansinya.
Tulisan akan ditata sedemikian rupa tanpa merubah isi dan subtansinya.
Popular Posts
-
Antara Antri IPAD dan Bensin Ketika masih duduk di bangku sekolah, libur kenaikan kelas adalah sebuah kegembiraan yang tidak terkira. Sebu...
-
Daun-daun masih basah, karena tadi sore hujan baru usai menyirami kampung yang berada di tepi sungai Kelian. Kini malam berganti terang pur...
-
Hujan rintik-rintik ditemani senja sedang merayap meraih malam di saat saya memasuki pintu gerbang desa Kutai Lama Kecamatan Anggana Kutai ...
-
Masihkan orang berpikir bahwa tato adalah penanda bagi mahkluk yang cenderung kriminal dan tindik (piercing) adalah peradaban massa silam?. ...
-
Berita merupakan produk aktivitas jurnalistik atas dasar informasi yang berdasar pada fakta. Jika sang jurnalis hadir atau berada dalam sebu...
-
Empat bulan lalu Ardi bersama keluarganya pindah rumah, ke tempat tinggal yang kini adalah miliknya sendiri. Bertahun-tahun Ardi, Esta istr...
-
Media memegang peran penting dalam dinamika sosio kultural di masyarakat. Di tengah iklim yang menindas, media bisa menjadi corong dari peng...
-
Resep apa yang digunakan oleh seseorang sehingga mampu melahirkan tulisan yang menawan. Sederhana saja, ramuan jitu dalam menulis hanya satu...
-
Istilah LSM sebenarnya contradictio in terminis atau korupsi makna. Sebagai sebuah institusi yang dinamai dengan Lembaga Swadaya Masyarakat...
-
Kemacetan tak lagi milik kota-kota metropolitan macam Jakarta, Bandung, Surabaya atau Medan. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang kin...
Ayo Menulis
Jika anda percaya bahwa kata-kata mampu menggerakkan perubahan maka mulailah menulis. Semua pantas ditulis dan perlu untuk dibagikan.
Daftar Link
Partisipan
Arsip Blog
- 06/26 - 07/03 (3)
- 07/03 - 07/10 (3)
- 07/10 - 07/17 (6)
- 07/17 - 07/24 (6)
- 07/24 - 07/31 (12)
- 07/31 - 08/07 (3)
- 08/14 - 08/21 (2)
- 08/28 - 09/04 (2)
- 09/04 - 09/11 (3)
- 10/02 - 10/09 (11)
- 09/02 - 09/09 (10)
- 09/09 - 09/16 (4)
- 09/16 - 09/23 (12)
- 09/23 - 09/30 (8)
- 09/30 - 10/07 (12)
- 10/07 - 10/14 (8)
- 10/14 - 10/21 (10)
- 10/28 - 11/04 (9)
- 11/04 - 11/11 (9)
- 11/11 - 11/18 (10)
- 11/18 - 11/25 (8)
- 11/25 - 12/02 (6)
- 12/02 - 12/09 (3)
- 12/09 - 12/16 (3)
- 12/30 - 01/06 (1)
- 01/06 - 01/13 (5)
Kunjungan
BORNEO MENULIS
0 komentar:
Posting Komentar