Amatan Acak : AKU dan NUSANTARA (21)

Kamis, 20 September 2012

Kisahkan Ceritamu

Aku tahu apa yang kau maui tapi tak kau ketahui. Kira-kira itulah tag line mesin pencari Google seandainya saja dia bisa mengkampanyekan dirinya sendiri. Ya, melalui mesin pencari Google kita bisa mengaduk-aduk isi internet, yang mana hampir semua hal sudah ada di dalamnya. Jika dibandingkan dengan TUHAN, maka baik GOOGLE maupun TUHAN, sama-sama Mahatahu, namun GOOGLE lebih Maha Penjawab.

Seorang teman yang dikenal sebagai penulis yang produkstif menyatakan bahwa kini tulisan apapun ada di internet dan bisa dicari lewat google. Menurutnya kalau dulu sampai tahun 90-an ada seseorang yang menulis kisah kehidupan masyarakat pedalaman menjadi buku yang tebal maka kemungkinannya dia bekerja bertahun-tahun dan tinggal di tengah masyarakat itu dalam waktu yang cukup lama. Tapi dengan tema yang sama dan tebal buku yang sama, karya semacam itu bisa dihasilkan oleh seseorang yang tahan duduk berjam-jam di depan internet dalam waktu bulanan saja. Apa yang hendak dikatakan adalah kini banyak tersedia bahan pustaka yang bentuknya tidak sekedar tulisan, melainkan juga visual baik dalam bentuk foto maupun video (gambar bergerak dan bersuara).

Dan semua itu bisa didapat di satu tempat yaitu internet. Alhasil tanpa beranjak meninggalkan kamar bahkan kita bisa melanglang buana sehingga bisa mendapat informasi dan pengetahuan yang bisa jadi malah lebih banyak ketimbang kalau kita datangi tempat itu. Maka baginya menghasilkan tulisan dalam bentuk buku, artikel atau opini tidak lagi menjadi istimewa. Tantangan seorang penulis sekarang ini justru menghasilkan karya fiksi, karya yang merupakan refleksi atas peristiwa-peristiwa atau kejadian. Fiksi kini justru menempatkan penulis pada sebuah kedalaman karya, orisinalitas yang sulit untuk ditiru atau diklaim oleh orang lain.

Meski tidak saya ungkapkan, saya setuju dengan refleksi teman atas dunia tulis menulis. Dalam 10 tahun terakhir ini banyak karya fiksi yang begitu mempengaruhi masyarakat dan memberi semangat, motivasi serta daya gerak dibanding karya-karya non fiksi yang tebal-tebal dengan daftar pustaka yang kelewat panjang. Ambil contoh saja buku karya Andrea Hirata, Laskar Pelangi, dimana buku ini menjadi perbincangan melebihi buku apapun di Indonesia. Adalah kebahagiaan seorang penulis apabila bukunya mampu memberi inspirasi dan motivasi bagi siapapun yang membacanya. Soal pendapatan itu adalah bonus yang tentu saja juga patut disyukuri apabila buku itu laku keras dan terus menerus dicetak ulang.

Dan jika kita mau menelisik lebih dalam maka buku-buku yang berpengaruh adalah buku-buku dengan kisah yang sederhana. Bahkan kisah seseorang yang sebenarnya bukan apa-apa. Buku Laskar Pelangi misalnya adalah kisah Andrea Hirata dengan teman-temannya di SD yang hampir tutup, di pulau yang jauh dari Ibu Kota. Pulau yang meskipun sangat dikenal dalam HPU (Himpunan Pengetahuan Umum) saat saya SD dulu, namun sebenarnya kini hampir layaknya kota hantu setelah industri pertambangannya surut. Kisah sesederhana apapun akan menjadi bermakna apabila dituturkan dengan refleksi yang dalam, karena kisah selalu memberi pembelajaran hidup yang berguna bagi siapapun yang membacanya.

Saya yakin siapapun yang membaca Laskar Pelangi akan mempunyai banyak bahan tulisan. Kisah di Laskar Pelangi membuat banyak orang merasa mempunyai segudang bahan tulisan. Ada sederet kisah hidup yang bisa dituliskan untuk kemudian dibagikan. Dalam bentuk yang lain kisah-kisah itu kemudian dituliskan dalam model biorgrafi, terutama jika yang mengalaminya adalah publik figur. Alberthine Endah adalah penulis biografi yang kini sangat dikenal. Banyak orang mengantri untuk dituturkan kisah hidupnya oleh AE. Dan konon bukan hanya orang melainkan juga kisah perjalan sebuah badan usaha atau perusahaan.

Sebuah karya akan dihargai karena orisinalitas dan kisah selalu orisinil karena sebuah kejadian meski berlangsung di tempat yang sama selalu akan mempunyai perbedaan dalam diri antar orang. Sebuah kisah dalam diri seseorang selalu unik karena setiap orang mempunyai sudut pandang sendiri-sendiri dalam memandang sesuatu. Karena itu sebuah kisah entah dialami oleh siapapun akan selalu menarik bagi orang lain. Bukanlah setiap orang selalu ingin tahu kisah orang lain, siapapun dia.

Berangkat dari kisah maka setiap orang pasti akan bisa menulis dan tak perlu tahu seluk beluk teori penulisan untuk melahirkan karya yang orisinil dan menarik. Bukan lagi jamannya sebuah tulisan sebagai ruang pamer bahwa kita membaca banyak buku, mempunyai segudang kutipan, namun miskin gagasan atau pendapat pribadi.

Saya ingat beberapa pengalaman beberapa tahun lalu yang menyadarkan betapa pentingnya orisinalitas gagasan, saat seorang Kyai terkenal di Manado mengatakan “Dari semua yang kau ungkapkan, panjang dan bagus itu semuanya adalah kutipan dari pemikiran orang-orang terkenal, lalu mana yang merupakan pikiranmu sendiri?.”. Meski tidak ditujukan kepada saya, ungkapan dan pertanyaan itu membuat saya menjadi lebih hati-hati dan selektif untuk tidak terus menerus mengobral kutipan tanpa refleksi atau pendalaman dari diri saya sendiri.

Jadi, marilah menulis, ceritakan kisahmu, katakan kepada dunia siapa saya. Dan biarlah dunia belajar dari anda.

Pondok Wiraguna, 19 September 2012
@yustinus_esha

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

 
BORNEO MENULIS © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum