Amatan Acak : AKU dan NUSANTARA (22)

Kamis, 20 September 2012


Bangkit atau Lahir Kembali?.

Pada salah satu stasiun TV disiarkan secara langsung konser Noah untuk menandai kembalinya Ariel sang vokalis dalam kancah dunia hiburan tanah air. Ariel kembali bernyanyi dengan teman-teman lamanya di Peterpan yang kemudian berganti nama menjadi Noah. Saya tak sempat menyaksikan siaran langsung itu, namun dari Timeline di account twitter, saya bisa memantau betapa ramainya sambutan masyarakat baik yang nge-fans maupun yang tidak atas kembalinya Ariel di atas panggung.

Sukses pertunjukkan Ariel bersama band barunya menghapus anggapan sementara orang ketika Ariel tersangkut kasus asusila. Kala itu banyak yang berpikir bahwa Ariel akan tamat dan hilang dari blantika musik Indonesia. Ada yang berpikir, bahwa kasus yang menimpa Ariel adalah konspirasi dari para pihak yang ingin menghancurkan Ariel agar tenggelam dari kancah dunia musik tanah air. Dan begitu Ariel dijebloskan ke penjara maka selesailah kariernya. Para pesaing berhasil menjebloskan Ariel ke titik paling rendah yang akan membuatnya sulit untuk bangkit kembali.

Namun ternyata tidak, sebab tak berapa lama setelah bebas dari dinding dan jeruji penjara, Ariel justru mengebrak lewat konser bertajuk dua benua, lima negara dalam sehari. Konser yang kemudian mendapat penghargaan dari MURI. Tentu saja ini sebuah prestasi yang luar biasa, yang mampu ditunjukkan oleh orang yang notabene belum lama keluar dari penjara. Tidak banyak kisah tentang orang-orang yang baru keluar dari penjara dan membuat berita baik.

Apakah semua ini karena Ariel adalah sosok yang luar biasa dan kharismatik, sehingga ‘kesalahanannya’ tidak lagi diperhitungkan oleh masyarakat banyak. Saya merasa bahwa Ariel hebat itu memang benar dan tetap hebat meski berbuat sebuah kesalahan besar dalam pandangan masyarakat. Namun sesungguhnya kesalahan Ariel tidak ada hubungannya dengan kehebatannya sebagai penyanyi. Maka keselahan itu tak mengurangi apapun yang berkaitan dengan keartisannya. Dan cerita seperti ini bukan hanya milik Ariel belaka.

Kita mengenal ada Bupati yang jelas-jelas di masa mudanya mengumbar gairah dan difilmkan. Film yang menurut saya terpanjang untuk kategori ‘bokep’ amatir Indonesia. Banyak pemilihnya saya kira menyaksikan film itu, tapi toh tetap memilih sang calon yang adalah ‘pendahulu’ Ariel sebagai Bupati. Jadi catatan perilaku seksual yang ‘buruk’ hampir tak menjadi indikator penting bagi seseorang atau kelompok untuk ‘menyenangi’ seseorang. Catatan perilaku seksual yang dianggap buruk bisa menjadi bencana apabila sampai membuat seseorang dicopot dari kedudukannya, misalnya di PAW di kursi dewan. Kalau terkena kejadian seperti itu maka bakal kiamatlah karir politiknya. Atau kalau seorang penyanyi kemudian di pecat dari Band-nya, maka hancur pulalah pondasi karirnya.

Apalagi jika menenggok kasus Ariel, dimana bisa dikatakan seolah-olah Ariel adalah tumbal. Tumbal karena Ariel dihukum atas kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang lainnya tapi mereka tetap bebas. Ariel bahkan bisa jadi dianggap sebagai ‘kambing hitam’, binatang korban yang diminta menanggung kesalahan para ‘pendahulunya’.

Jangan salah sangka dulu, saya tak berniat membela Ariel, karena saya tak kenal dia dan tak ada untungnya pula untuk saya. Saya ingin mengungkapkan pendapat bahwa apa yang dilakukan Ariel selepas penjara bukanlah fenomena yang luar biasa. Mungkin memang hebat sehingga dianugerahi rekor MURI. Rekor yang mau mengatakan bahwa belum ada orang yang melakukan itu sebelumnya, dan ya itu saja.

Para pengemarnya pasti menganggap Ariel hebat, Ariel mampu come back, bangkit kembali. Meski kalau mau jujur sebenarnya dia (Ariel dan Bandnya) memang tak pernah tenggelam dalam kaitan dengan urusan nyanyi. Jeda Ariel yang tinggal di penjara justru semacam amunisi yang kemudian diledakkan dan dahsyat bunyinya tak lama setelah dirinya bebas dari penjara.

Selamat datang Ariel dan Noah dalam blantika musik Indonesia, yang mungkin saja akan membuat gugup grup band lainnya. Dan saya harus mengakui Ariel memang hebat tapi belumlah sehebat Bang Haji Rhoma Irama.

Pondok Wiraguna, 18 September 2012
@yustinus_esha

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

 
BORNEO MENULIS © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum