Humor Konyol
Lima belasan tahun lalu saat masih kuliah di Bumi Nyiur Melambai, saya dan beberapa teman kerap mengisi acara internal dengan tampil melawak. Karena saya kenal lagak lagu yang menonton lawakan maka tak terlalu sulit untuk memancing tawa. Lalu pada sebuah kesempatan, ada yang mengundang untuk tampil di hadapan masyarakat umum dalam sebuah festival kebudayaan. Malam itu di tengah udara yang dingin, kami tampil setelah tampilnya Om Kale dan Tante Min, pelawak tersohor di Sulawesi Utara. Sontak saja penampilan kami garing, kalaupun ada yang tertawa, mungkin hanya nyengir kayak kuda bendi yang keberatan membawa beban penumpang.
Membuat tawa, orang tersenyum lewat lelucon ternyata bukan soal yang gampang. Butuh tingkat kewarasan dan kecerdasan yang tinggi.
Kalau hanya sekedar tertawa mungkin banyak orang bisa melakukan. Di televise banyak acara yang membuat orang terpingkal-pingkal lewat lelucon yang tak sehat, konyol, jorok alias berlaku ‘stegi’ atau setengah gila. Teriak-teriak kesana kemari, berlagak kayak kesurupan, monyong kanan monyong kiri, seolah-olah lucu. Saya yakin kalau mereka menyaksikan polahnya sendiri barangkali juga malu.
Beruntung kemudian ada arus stand up comedy, komedi tunggal yang tentu saja menuntut penampilnya mempersiapkan dengan benar materinya. Dan benar saja ternyata tak banyak yang bisa ‘comic’, tampil dalam stand up secara konsisten dan lucu. Sebagian besar yang tampil mengulang cerita-cerita lucu yang beredar di masyarakat. Sedikit sekali yang mampu menyajikan jalinan cerita yang orisinal dan fresh.
Tapi sudahlah, niat melucu dan kemudian tidak lucu toh bisa jadi kelucuan tersendiri. Lucu karena tidak lucu malah bisa bikin sakit perut karena terpingkal-pingkal.
Dan sebenarnya kalau mau jeli, kelucuan tidak selalu muncul dari pelawak atau pelakon-pelakon yang melempar lelucon. Dalam kejadian sehari-hari banyak kelucuan-kelucuan yang kita bisa temui.
Politisi misalnya pasti tak berniat membanyol ketika berdebat di gedung dewan perwakilan. Tapi aksi mereka tak kalah lucunya dengan ‘opera van java’. Lihat saja siding paripurna untuk menentukan apakah akan merestui kenaikan BBM atau tidak?. Sungguh-sungguh lucu karena ribut saling bersahutan, ingin bicara lebih banyak, main potong, bahkan ngeluruk sampai depan meja sidang. Dan kelucuan-kelucuan seperti itu bukan sekali dua kali, melainkan sering.
Dan melalui televisi lagi-lagi kita bisa menyaksikan kelucuan, banyolan konyol penuh lelucon dalam acara yang bertajuk diskusi public (talkshow).
Mungkin karena talkshow dalam bahasa Indonesia berarti unjuk wicara, maka demikianlah yang terjadi. Acara yang kerap mengangkat tema hukum, malah sering berubah menjadi ajang peradilan, bantah membantah dengan segala argumen yang kemudian kerap bermain di luar wilayah hukum.
Maka jika sebuah acara yang dimaksudkan untuk menampilkan daya pikir, intelektual dan professional orang-orang tertentu dalam menyorot masalah tertentu dan kemudian malah berubah menjadi lelucon, ajang ejek mengejek dan menghegemoni orang lain, maka jelas kalau kemudian tingkat kewarasan yang ikut serta bisa dipertanyakan.
Humor, lelucon dalam konteks apapun bukanlah sesuatu yang lahir begitu saja, melainkan ada dalam sebuah proses. Proses dimana kita menangkap realita dalam permainan logika dan bukan sekedar kata-kata kotor atau gerakan konyol. Dalam sebuah humor harus ada logika yang mesti dipertanggungjawabkan, konteks yang disasar, waktu atau timing dan detail yang berjenjang. Barangkali banyak orang lupa bahwa humor bisa mencerdaskan, menyentil perasaan, membuat orang ingat akan teguran dan menemukan makna yang dalam. Humor bukanlah omong kosong dan banyolan konyol belaka.
Gus Dur adalah satu sosok yang mampu menjadikan humor sebagai alat pencerahan dan saya kira sampai hari ini belum ada yang mampu mengantikannya. Pelaku-pelaku humor yang popular hari ini tak lebih dari parade sekumpulan orang kesurupan di kotak kaca.
Pondok Wiraguna, 7 September 2012
@yustinus_esha
Orang boleh pandai setinggi langit, namun kalau tidak menulis maka akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah (Pram)
Pages
Label:
Kolom
Amatan Acak : AKU dan NUSANTARA (9)
Borneo Menulis
Kamis, 06 September 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
Cari Blog Ini

Sekolah dan Bengkel Menulis Naladwipa
Merupakan hasil kerjasama Naladwipa Institute, Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Samarinda dan Desantara Foundation. Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak muda untuk mengasah wawasan, kepekaan dan ketajaman untuk melihat apa yang terjadi di kesekitarannya.

Menulis Adalah Panggilan Jiwa
Blog ini merupakan wahana bagi peserta sekolah menulis Naladwipa dan Komkep Kasri untuk mempublikasikan tulisannya. Namun tetap terbuka bagi siapapun yang hendak mengirimkan tulisan juga. Silahkan masukkan tulisan ke badan email dan kirim ke borneo.menulis@gmail.com
Tulisan akan ditata sedemikian rupa tanpa merubah isi dan subtansinya.
Tulisan akan ditata sedemikian rupa tanpa merubah isi dan subtansinya.

Popular Posts
-
Antara Antri IPAD dan Bensin Ketika masih duduk di bangku sekolah, libur kenaikan kelas adalah sebuah kegembiraan yang tidak terkira. Sebu...
-
Daun-daun masih basah, karena tadi sore hujan baru usai menyirami kampung yang berada di tepi sungai Kelian. Kini malam berganti terang pur...
-
Hujan rintik-rintik ditemani senja sedang merayap meraih malam di saat saya memasuki pintu gerbang desa Kutai Lama Kecamatan Anggana Kutai ...
-
Masihkan orang berpikir bahwa tato adalah penanda bagi mahkluk yang cenderung kriminal dan tindik (piercing) adalah peradaban massa silam?. ...
-
Berita merupakan produk aktivitas jurnalistik atas dasar informasi yang berdasar pada fakta. Jika sang jurnalis hadir atau berada dalam sebu...
-
Empat bulan lalu Ardi bersama keluarganya pindah rumah, ke tempat tinggal yang kini adalah miliknya sendiri. Bertahun-tahun Ardi, Esta istr...
-
Media memegang peran penting dalam dinamika sosio kultural di masyarakat. Di tengah iklim yang menindas, media bisa menjadi corong dari peng...
-
Resep apa yang digunakan oleh seseorang sehingga mampu melahirkan tulisan yang menawan. Sederhana saja, ramuan jitu dalam menulis hanya satu...
-
Istilah LSM sebenarnya contradictio in terminis atau korupsi makna. Sebagai sebuah institusi yang dinamai dengan Lembaga Swadaya Masyarakat...
-
Kemacetan tak lagi milik kota-kota metropolitan macam Jakarta, Bandung, Surabaya atau Medan. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang kin...


Ayo Menulis
Jika anda percaya bahwa kata-kata mampu menggerakkan perubahan maka mulailah menulis. Semua pantas ditulis dan perlu untuk dibagikan.
Daftar Link
Partisipan
Arsip Blog
- 06/26 - 07/03 (3)
- 07/03 - 07/10 (3)
- 07/10 - 07/17 (6)
- 07/17 - 07/24 (6)
- 07/24 - 07/31 (12)
- 07/31 - 08/07 (3)
- 08/14 - 08/21 (2)
- 08/28 - 09/04 (2)
- 09/04 - 09/11 (3)
- 10/02 - 10/09 (11)
- 09/02 - 09/09 (10)
- 09/09 - 09/16 (4)
- 09/16 - 09/23 (12)
- 09/23 - 09/30 (8)
- 09/30 - 10/07 (12)
- 10/07 - 10/14 (8)
- 10/14 - 10/21 (10)
- 10/28 - 11/04 (9)
- 11/04 - 11/11 (9)
- 11/11 - 11/18 (10)
- 11/18 - 11/25 (8)
- 11/25 - 12/02 (6)
- 12/02 - 12/09 (3)
- 12/09 - 12/16 (3)
- 12/30 - 01/06 (1)
- 01/06 - 01/13 (5)

Kunjungan
BORNEO MENULIS




0 komentar:
Posting Komentar