Memberi Komisi atau Masuk Komisi?
Pelajaran yang paling saya suka ketika sekolah menengah dulu adalah IPS, terutama pada bagian sejarah. Saya senang menghafal cerita dan tentu saja nama-nama tokoh nasional yang kemudian jadi pahlawan. Juga lembaga-lembaga yang tercatat dalam perkembangan sejarah nasional. Bagi saya semua itu heroik sekali, kalo dulu sudah ada twitter, saya akan kasih hastag (#) keren atau asek.
Tapi sekarang saya berharap bahwa anak saya tak mengalami apa yang terjadi dijaman saya dulu. Kasihan kalau harus menghafal nama-nama lembaga setelah orde reformasi. Menurut saya bakal terlalu banyak yang harus dihafalkan.
Ketika orde baru tumbang, regim reformasi menganggap semua capaian Indonesia di masa lalu membawa bangsa ini pada situasi darurat, abnormal. Maka perlu dilakukan sebuah percepatan agar keadaan kembali menjadi normal. Untuk mencapai kondisi itu, lembaga-lembaga negara (yang permanen) tidak akan mampu melakukannya. Percepatan perlu dicapai dengan pembentukan lembaga-lembaga baru (semi negara) sebagai bentuk affirmatif action.
Maka lahirlah berbagai unit kerja dan komisi-komisi negara. Berapa jumlahnya?. Saya tidak ingat, sebab orang yang punya kemampuan menghafal hebatpun bakal kesulitan untuk mengingat seluruhnya. Sebut saja yang ternama seperti KPU, KPK, Komnas Ham dan KIP serta masih banyak lagi. Tidak semua dinamai komisi karena ada juga yang bernama Badan seperti Banwas, juga Unit Kerja seperti UKP3R.
Di berbagai negara sebutan Komisi menunjuk pada watak ad hoc atau sementara. Seperti di Amerika dimana biasa dibentuk komisi tertentu atas kasus tertentu. Komisi biasa dinamai dengan nama ketuanya. Seperti komisi Waren yaitu komisi untuk menyelidiki pembunuhan presiden Kennedy, atau komisi Hamilton-Baker untuk membahas invasi AS terhadap Irak. Di Indonesia sebenarnya komisi-komisi juga dimaksudkan sebagai lembaga Ad Hoc namun tidak dibatasi dengan jelas kapan keberadaan akan dihentikan.
Selain menunjuk pada sifat Ad Hoc keberadaan komisi-komisi juga merupakan penanda bahwa kita masih dalam masa transasional. Situasi gawat darurat sehingga perlu penanganan secara khusus.
Kini sebagian komisi sudah berumur 10 tahun, namun tanda-tanda keberadaan mereka tidak diperlukan lagi belumlah kelihatan.
Kini bahkan komisi yang juga dibentuk sampai ke daerah-daerah (Propinsi, Kabupaten, Kota) malah jadi lahan lapangan pekerjaan baru untuk mereka-mereka yang bosan dengan pekerjaan lamanya. Komisi-komisi yang dimaksudkan untuk memberantas praktek lama yang terjadi dalam badan atau departemen permanen justru mengulang kesalahan yang sama.
Tak pelak lagi untuk bisa menjadi anggota komisi (komisioner) maka perlu lobby kanan-kiri, tarik menarik pengaruh, bagi-bagi tempat dan seterusnya.
Kalau mau jujur, sebenarnya tidak semua Komisi berhasil melakukan reformasi di departemen atau lembaga yang diawasinya. Mungkin KPU dan KPK – lah yang dipandang berhasil memberikan sumbangan yang significant. Di luar itu barangkali ada Komisi Yudisial, namun selebihnya seperti ditelan bumi, ada tapi tiada karena tidak kelihatan pengaruhnya.
Saya melihat ada semacam upaya untuk terus melestarikan keberadaan komisi-komisi yang pada dasarnya hampir mempunyai padanan dengan lembaga atau departemen negeri dalam soal tugas dan wewenangnya.
Dalam kondisi normal dan seharusnya, lembaga atau departemen negaralah yang mestinya mengurus atau mengerjakan serta bertanggungjawab atas yang dikerjakan oleh komisi tertentu.
Komisi pemilihan umum (KPU) mungkin yang layak untuk terus dipertahankan karena fungsinya yang tidak bisa digantikan lembaga atau departemen.
Sementara yang lain seperti Komisi Ombusman yang kerjaannya berjibun, mengurus semua hal yang berkaitan dengan layanan publik, jelas sulit untuk bekerja secara efektif. Sebab urusan seperti itu harusnya menjadi tugas dari semua lembaga dan departemen negara, kalau kemudian dirangkum dalam sebuah komisi, jangankan menyelesaikan persoalan, menulis daftar persoalan saja sudah habis waktu.
Komisi lain yang punya tugas maha raksasa dengan sumberdaya minimalis, adalah komisi kebebasan informasi publik. Kerja komisi ini akan menabrak dinding tebal dari watak lembaga maupun departemen negara yang gemar menyimpan informasi sendiri dan selalu curiga bahwa orang lain akan memanfaatkan data dari mereka untuk tujuan yang tidak baik. Komisi yang seolah strategis ini pada kenyataannya akan bekerja seperti macan ompong dan bahkan ada kecenderungan kehadiran komisi ini beserta UU yang mendasarinya membuat kecenderungan keterbukaan yang mulai ada kembali ke birokratisasi informasi.
Semoga kehadiran semua komisi-komisi tidak membuat lembaga dan departemen negara lupa bahwa persoalan HAM, Kebebasan Informasi, Layanan Publik, Perlindungan pada anak dan perempuan, pemberantasan korupsi, persaingan yang fair, perlindungan keamanan dll, adalah tugas utama dan pertama mereka. Saya tak ingin mendengar ada yang mengatakan “Lho, kan sudah ada komisi ini dan itu yang mengurusinya”.
Pondok Wiraguna, 7 September 2012
@yustinus_esha
Orang boleh pandai setinggi langit, namun kalau tidak menulis maka akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah (Pram)
Pages
Label:
Kolom
Amatan Acak : AKU dan NUSANTARA (10)
Borneo Menulis
Kamis, 06 September 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
Cari Blog Ini
Sekolah dan Bengkel Menulis Naladwipa
Merupakan hasil kerjasama Naladwipa Institute, Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Samarinda dan Desantara Foundation. Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak muda untuk mengasah wawasan, kepekaan dan ketajaman untuk melihat apa yang terjadi di kesekitarannya.
Menulis Adalah Panggilan Jiwa
Blog ini merupakan wahana bagi peserta sekolah menulis Naladwipa dan Komkep Kasri untuk mempublikasikan tulisannya. Namun tetap terbuka bagi siapapun yang hendak mengirimkan tulisan juga. Silahkan masukkan tulisan ke badan email dan kirim ke borneo.menulis@gmail.com
Tulisan akan ditata sedemikian rupa tanpa merubah isi dan subtansinya.
Tulisan akan ditata sedemikian rupa tanpa merubah isi dan subtansinya.
Popular Posts
-
Antara Antri IPAD dan Bensin Ketika masih duduk di bangku sekolah, libur kenaikan kelas adalah sebuah kegembiraan yang tidak terkira. Sebu...
-
Daun-daun masih basah, karena tadi sore hujan baru usai menyirami kampung yang berada di tepi sungai Kelian. Kini malam berganti terang pur...
-
Hujan rintik-rintik ditemani senja sedang merayap meraih malam di saat saya memasuki pintu gerbang desa Kutai Lama Kecamatan Anggana Kutai ...
-
Masihkan orang berpikir bahwa tato adalah penanda bagi mahkluk yang cenderung kriminal dan tindik (piercing) adalah peradaban massa silam?. ...
-
Berita merupakan produk aktivitas jurnalistik atas dasar informasi yang berdasar pada fakta. Jika sang jurnalis hadir atau berada dalam sebu...
-
Empat bulan lalu Ardi bersama keluarganya pindah rumah, ke tempat tinggal yang kini adalah miliknya sendiri. Bertahun-tahun Ardi, Esta istr...
-
Media memegang peran penting dalam dinamika sosio kultural di masyarakat. Di tengah iklim yang menindas, media bisa menjadi corong dari peng...
-
Resep apa yang digunakan oleh seseorang sehingga mampu melahirkan tulisan yang menawan. Sederhana saja, ramuan jitu dalam menulis hanya satu...
-
Istilah LSM sebenarnya contradictio in terminis atau korupsi makna. Sebagai sebuah institusi yang dinamai dengan Lembaga Swadaya Masyarakat...
-
Kemacetan tak lagi milik kota-kota metropolitan macam Jakarta, Bandung, Surabaya atau Medan. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang kin...
Ayo Menulis
Jika anda percaya bahwa kata-kata mampu menggerakkan perubahan maka mulailah menulis. Semua pantas ditulis dan perlu untuk dibagikan.
Daftar Link
Partisipan
Arsip Blog
- 06/26 - 07/03 (3)
- 07/03 - 07/10 (3)
- 07/10 - 07/17 (6)
- 07/17 - 07/24 (6)
- 07/24 - 07/31 (12)
- 07/31 - 08/07 (3)
- 08/14 - 08/21 (2)
- 08/28 - 09/04 (2)
- 09/04 - 09/11 (3)
- 10/02 - 10/09 (11)
- 09/02 - 09/09 (10)
- 09/09 - 09/16 (4)
- 09/16 - 09/23 (12)
- 09/23 - 09/30 (8)
- 09/30 - 10/07 (12)
- 10/07 - 10/14 (8)
- 10/14 - 10/21 (10)
- 10/28 - 11/04 (9)
- 11/04 - 11/11 (9)
- 11/11 - 11/18 (10)
- 11/18 - 11/25 (8)
- 11/25 - 12/02 (6)
- 12/02 - 12/09 (3)
- 12/09 - 12/16 (3)
- 12/30 - 01/06 (1)
- 01/06 - 01/13 (5)
Kunjungan
BORNEO MENULIS
0 komentar:
Posting Komentar