Amatan Acak : AKU dan NUSANTARA (19)

Kamis, 20 September 2012

Glenn dan Oma Irama

Menurut kisah yang diceritakan oleh temannya teman saya, dalam sebuah kesempatan Glenn Fredly memberi kesaksian bahwa salah seorang yang mempengaruhi perjalanan karier bermusiknya adalah Rhoma Irama. Tentu saja pengakuan Glenn Fredly mengejutkan bagi banyak orang. Konon sebagian besar yang hadir mengumandangkan ‘huuuuuu....’. Tapi ternyata Glenn tidak sedang bermain-main, dia serius dengan kesaksiannya. Saya yang lahir di tahun 70-an tentu saja paham bahwa apa yang dikatakan oleh Glenn memang benar. Di masa kecil saya sampai dengan saat duduk di bangku SMP, saya kira tidak ada yang bisa melebihi popularitas Roma Irama, yang kerap dipanggil dengan sebutan Oma Irama.

Sang Raja Dangdut itu bersanding dengan Elvie Sukaesih menghiasi khasanah dan blantika musik Indonesia. Namun dibandingkan dengan Sang Ratu, Raja Dangdut jelas lebih mempunyai banyak kelebihan. Oma Irama bukan hanya bernyanyi, tapi juga pemusik dan pencipta lagu. Dan dari sisi musikalitas, Oma Irama juga melakukan ekplorasi untuk mengembangkan musik dangdut menjadi orkes dengan irama melayu. Soneta adalah kumpulan atau grup dengan personel dan peralatan yang beragam.

Sebagai pencipta lagu, Oma Irama juga tidak sekedar menciptakan lagu-lagu dengan permainan kata-kata indah belaka, melainkan juga merefleksikan keadaan pada jamannya. Oma Irama mencipta lagu yang membawa pesan sosial dan moral. Dalam bahasa gerakan lagu-lagu Oma Irama berisi kritik sosial. Dalam bahasa religus, Oma Irama menjalankan ‘kerasulan’ atau dakwah kepada masyarakat luas lewat lirik dan lagu. Tak ayal lagi, dengan saluran media publikasi yang masih terbatas, maka hampir semua penduduk di Indonesia yang terpapar oleh RRI dan TVRI jelas akan mendengar dan turut mendendangkan lagu Oma Irama. Saya yakin banyak anak-anak muda belajar main gitar dengan memainkan lagu-lagu Oma Irama. Seingat saya, Oma Irama juga rajin melakukan pertunjukkan keliling.

Saya ingat, bahkan di kota kecil macam daerah kelahiran saya, Oma Irama pernah manggung di lapangan belakang pendopo kabupaten (Belkab). Saya tidak ikur nonton di lapangan yang kemudian dipagar dengan gedhek, tapi om saya yang saat itu sudah duduk di bangku SMA, sejak sore sudah bersiap-siap pergi menyaksikannya. Perjalanan hidup seseorang akan selalu mengalami perkembangan, naik dari satu level ke level lainnya. Oma Irama tetap dianggap sebagai Raja Dangdut meski tak lagi seproduktif waktu muda dulu.

Dan dengan pencapaiannya maka Oma Irama tidak lagi sekedar seorang pemusik. Dia masuk dalam level tokoh, sosok yang kini banyak berbicara dan menyuarakan soal moralitas. Oma Irama kemudian masuk dalam wilayah religius secara lebih dalam dan mencoba menjadi panutan dalam bidang itu. Sayang jika kemudian kemampuan refleksinya yang dalam pada keadaan sekeliling sebagai mana tercermin dalam lagu-lagunya dahulu seperti tidak terus terasah. Komentar dan keluh kesahnya kini tak lagi menyentuh tapi malah berubah seperti hardikan dan penghakiman untuk orang atau kelompok yang ditembaknya.

Entah karena gelarnya sebagai Raja Dangdut, mungkin Oma Irama masih merasa dia adalah raja yang sabdanya didengarkan. Padahal kini dia tak lagi bersyair dengan dalam. Ungkapan-ungkapan terasa dangkal dan bernada penghakiman. Dalam kemapanannya Oma Irama lupa bahwa jaman berkembang dan selalu bergerak. Seperti dia dulu mengerakkan perubahan dalam irama kendang menjadi sebuah orkestral melayu.

Namun anehnya tiba-tiba dia terganggu dengan gerak dan arah perubahan dalam dunia musik dangdut. Bahkan dangdut dihubungkan dengan moralitas dan agama. Gaya Oma Irama yang terkesan salah pergaulan membuat generasi muda sekarang ‘gagap’ melihat sosok Oma Irama dan sumbangsihnya dalam dunia musik Indonesia. Seorang yang dulu lagu-lagunya sangat ‘gaul’ kini tampil sebagai sosok yang nyinyir dan dangkal memandang kondisi di sekelilingnya. Tak heran jika kemudian para pengemar Glen Fredly seolah-olah tak rela idolanya menempatkan Oma Irama sebagai sosok yang mempengaruhi dirinya dalam bermusik.

Dan pastinya Glenn akan maklum pada sikap para pengemarnya yang mungkin hanya kenal Oma Irama karena urusannya dengan Angel Elga.

Pondok Wiraguna, 20 September 2012
@yustinus_esha

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

 
BORNEO MENULIS © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum