Demam Baliho
Perubahan sistem politik dari tertutup menjadi terbuka yang ditandai dengan kelahiran banyak partai dan pemilihan secara langsung merubah wajah jalanan di Indonesia. Kini jalanan bukan hanya dihiasi iklan produk atau barang, melainkan foto-foto tokoh tertentu mengumbar senyum kepada siapapun yang lewat di depannya. Sebagian foto-foto itu dikenal oleh masyarakat namun sebagian lain adalah orang asing, bukan tokoh sungguhan melainkan karena menokohkan diri atau ditokoh-tokohkan oleh kelompok tertentu. Tapi siapapun dia, pada intinya jalan raya hari ini dipenuhi wajah tokoh yang doyan nampang dengan segala macam pamrih.
Saya beberapa hari yang lalu melewati jembatan Mahakam di sore hari. Tentu saja harus berjalan merayap karena jalanan penuh sesak. Persis di mulut pertigaan ke arah jembatan berjejerlah baliho besar-besar aneka rupa.
Semuanya serempak mengucapkan Selamat Hari Raya Idulfitri bagi siapapun yang lewat di depannya. Ada yang berfoto berdua, yaitu ketua dan wakil, tapi ada juga yang menyertakan rombongan ‘sirkus’ lainnya di baliho. Tapi tak sedikit pula yang tampil sendirian. Mengucapkan selamat kepada masyarakat tentu saja tidak masalah, semakin banyak yang mengucapkan selamat tentu saja rejeki tukang cetak baliho makin baik pula.
Di beberapa ruas jalan juga ditemukan baliho memasang wajah tertentu dengan pesan perkenalan bahwa dirinya adalah calon gubernur Kaltim untuk 2013. Dan pemilukada gubernur Kaltim masih satu tahun lagi. Tapi ya sudahlah tidak apa juga, karena kalau jadi calon lalu tidak dikenal masyarakat kan berarti bunuh diri. Maka memperkenalkan diri sejak jauh-jauh hari memang penting. Toh tak mungkin dijerat sebagai mencuri start kampanye, karena pendaftaran untuk calon ke KPUD juga belum dibuka.
Lepas dari persoalan estetika dan etika pemanfaatan ruang publik, sesungguhnya baliho-baliho kerap kali menjadi hiburan tersendiri, apalagi jika ‘wajah’ yang dipasang di lembar baliho itu mampu memancing senyum. Tak sedikit dari sekian wajah para tokoh itu yang terlihat lucu bahkan cenderung ganjil. Maaf, entah karena potongan wajahnya yang memang ‘menyedihkan’ dari sononya atau lantaran kostum yang dikenakannya.
Meski menikmati semua pertunjukkan itu, tak bisa dipungkiri suatu saat saya jengkel juga. Terutama jika ada baliho-baliho yang tak ada relevansinya dengan ‘kita’. Seperti baliho sosok tertentu yang akan jadi calon ketua organisasi tertentu yang tak berhubungan dengan masyarakat banyak. Atau untuk jadi ketua organisasi itu dia tak perlu minta ijin atau dukungan dari masyarakat. Jadi tak ada urusan kalo sampai dia harus memasang wajah ramah dengan tangan terkepal di udara dihadapan masyarakat. Kalo diibaratkan barang yang harus dipromosikan maka pemasangan baliho itu adalah promosi yang salah tempat.
Namun ternyata tidak hanya berhenti pada kejengkelan semata, sebab ketika lewat jalan Basuki Rahmat, di pagar salah satu SMP ternama, terpasang baliho besar menghadap jalan. Terpampang tiga pasang foto siswa yang ternyata adalah calon ketua OSIS. Kalimat lain saya tidak hafal, tetapi ada tulisan ‘Pilihlah Yang Amanah’, ‘Gunakan Hak Suara, Jangan Golput’. Lalu ada lambang OSIS dan lambang yang sekilas sama persis dengan KPU namun tertulis Komisi Pemilihan OSIS. Luar biasa, apa coba urusannya memasang baliho itu menghadap ke jalan. Urusan OSIS kan urusan internal. Apa yang mau ditunjukkan ke publik, apakah mau pamer bahwa sistem pedidikan kita sudah demokratis?.
Sekolah yang memasang baliho itu dikenal siswanya pintar-pintar, tentu saja demikian pula dengan gurunya, namun jelas mereka tidak ilmiah. Apa ilmiahnya kalau urusan ketua OSIS mesti dipamerkan ke publik?. Apa ilmiahnya kalau pelajar yang seharusnya diajar tekun belajar malah diajari pamer wajah, didorong-dorong kerajingan selebritas, pasang senyum kepada pemakai jalan yang tidak kenal.
Belum lagi, untuk apa sebenarnya pemborosan uang cetak baliho itu. Bukankah dunia pendidikan sering mengeluh kekurangan dana. Jangan-jangan kekurangan itu karena perilaku yang boros, tidak mampu mengelola uang dengan benar.
Dan contohnya jelas, masak untuk pemilihan ketua OSIS mesti mencetak materi promosi yang jelas-jelas tak mendidik.
Apa coba yang mau dikatakan oleh baliho itu, jelas baliho tak mengabarkan apa-apa yang relevan bagi kita pengguna jalan. Baliho itu hanya mengambarkan ego para pemasangnya, ego karena kepentingan mereka sendiri dan sialnya mengajak kita yang melewatinya untuk menganggapnya penting juga.
Ada banyak persoalan di kota ini yang jauh lebih penting tapi tak disampaikan lewat baliho. Persoalan yang perlu agar masyarakat sadar akan urusan kita bersama, bukan urusan orang per orangan yang dipamerkan dalam baliho-baliho di jalanan.
Pameran kepentingan pribadi nampaknya masih akan terus merajalela. Semua tampil seolah-olah menawarkan kepedulian diri, kebaikan hati, kata indah dengan senyum merekah yang sebenarnya cuma ilusi dalam kehidupan senyatanya.
Jadi pikirkan kembali siapapun yang ingin ikut-ikutan memasang baliho, sebab kalau tidak saya akan menganggap wajah anda-anda hanyalah seolah-olah. Seolah-olah baik, seolah-olah peduli, seolah-olah amanah padahal maaf saja, kelakuan anda-anda ini sungguh parah dan tidak ilmiah.
Pondok Wiraguna, 12 September 2012
@yustinus_esha
Orang boleh pandai setinggi langit, namun kalau tidak menulis maka akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah (Pram)
Pages
Label:
Kolom
Amatan Acak : AKU dan NUSANTARA (18)
Borneo Menulis
Minggu, 16 September 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
Cari Blog Ini
Sekolah dan Bengkel Menulis Naladwipa
Merupakan hasil kerjasama Naladwipa Institute, Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Samarinda dan Desantara Foundation. Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak muda untuk mengasah wawasan, kepekaan dan ketajaman untuk melihat apa yang terjadi di kesekitarannya.
Menulis Adalah Panggilan Jiwa
Blog ini merupakan wahana bagi peserta sekolah menulis Naladwipa dan Komkep Kasri untuk mempublikasikan tulisannya. Namun tetap terbuka bagi siapapun yang hendak mengirimkan tulisan juga. Silahkan masukkan tulisan ke badan email dan kirim ke borneo.menulis@gmail.com
Tulisan akan ditata sedemikian rupa tanpa merubah isi dan subtansinya.
Tulisan akan ditata sedemikian rupa tanpa merubah isi dan subtansinya.
Popular Posts
-
Antara Antri IPAD dan Bensin Ketika masih duduk di bangku sekolah, libur kenaikan kelas adalah sebuah kegembiraan yang tidak terkira. Sebu...
-
Daun-daun masih basah, karena tadi sore hujan baru usai menyirami kampung yang berada di tepi sungai Kelian. Kini malam berganti terang pur...
-
Hujan rintik-rintik ditemani senja sedang merayap meraih malam di saat saya memasuki pintu gerbang desa Kutai Lama Kecamatan Anggana Kutai ...
-
Masihkan orang berpikir bahwa tato adalah penanda bagi mahkluk yang cenderung kriminal dan tindik (piercing) adalah peradaban massa silam?. ...
-
Berita merupakan produk aktivitas jurnalistik atas dasar informasi yang berdasar pada fakta. Jika sang jurnalis hadir atau berada dalam sebu...
-
Empat bulan lalu Ardi bersama keluarganya pindah rumah, ke tempat tinggal yang kini adalah miliknya sendiri. Bertahun-tahun Ardi, Esta istr...
-
Media memegang peran penting dalam dinamika sosio kultural di masyarakat. Di tengah iklim yang menindas, media bisa menjadi corong dari peng...
-
Resep apa yang digunakan oleh seseorang sehingga mampu melahirkan tulisan yang menawan. Sederhana saja, ramuan jitu dalam menulis hanya satu...
-
Istilah LSM sebenarnya contradictio in terminis atau korupsi makna. Sebagai sebuah institusi yang dinamai dengan Lembaga Swadaya Masyarakat...
-
Kemacetan tak lagi milik kota-kota metropolitan macam Jakarta, Bandung, Surabaya atau Medan. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang kin...
Ayo Menulis
Jika anda percaya bahwa kata-kata mampu menggerakkan perubahan maka mulailah menulis. Semua pantas ditulis dan perlu untuk dibagikan.
Daftar Link
Partisipan
Arsip Blog
- 06/26 - 07/03 (3)
- 07/03 - 07/10 (3)
- 07/10 - 07/17 (6)
- 07/17 - 07/24 (6)
- 07/24 - 07/31 (12)
- 07/31 - 08/07 (3)
- 08/14 - 08/21 (2)
- 08/28 - 09/04 (2)
- 09/04 - 09/11 (3)
- 10/02 - 10/09 (11)
- 09/02 - 09/09 (10)
- 09/09 - 09/16 (4)
- 09/16 - 09/23 (12)
- 09/23 - 09/30 (8)
- 09/30 - 10/07 (12)
- 10/07 - 10/14 (8)
- 10/14 - 10/21 (10)
- 10/28 - 11/04 (9)
- 11/04 - 11/11 (9)
- 11/11 - 11/18 (10)
- 11/18 - 11/25 (8)
- 11/25 - 12/02 (6)
- 12/02 - 12/09 (3)
- 12/09 - 12/16 (3)
- 12/30 - 01/06 (1)
- 01/06 - 01/13 (5)
Kunjungan
BORNEO MENULIS
0 komentar:
Posting Komentar