Entah angin dari mana yang membuat daerah-daerah di bumi nusantara ini menghembuskan slogan goes green. Pendek kata semua rame-rame ber’hijau’ria. Padahal sebelum ini konotasi warna hijau sering diidentikkan dengan keagungan nilai dan etika Islam. Hijau adalah warna dasar kerajaan Arab Saudi. Hijau juga warna dasar bendera lambing Nahdatul Ulama (NU). Ketika masa terakhir pemerintahan Soeharto, sering terdengar istilah ‘ijo royo-royo’ itu artinya masyarakat muslim diakomodir dengan sangat baik didalam pemerintahan Soeharto.
Kini hijau dipakai oleh banyak kepala pemerintah daerah untuk menyatakan bahwa kepemerintahan mereka adalah peduli dan punya komitment besar untuk lingkungan. Menetapkan diri menjadi daerah ‘hijau’ berarti membangun kapasitas daerah untuk memperoleh pendapatan dari usaha-usaha yang tidak merusak lingkungan, atau usaha yang meperhatikan keberlanjutan alam serta masyarakatnya. Dan jika pemerintahan ‘hijau’ ini bisa terwujud maka akan menjadi pemerintahan yang ‘ramah’ alias tidak jahat terhadap alam seisinya termasuk penduduk yang ada didalamnya.
Sekarang pertanyaannya seberapa kuat niat, konsistensi dan ketahanan untuk menaati nilai dibalik kata hijau itu?. Seberapapun gencarnya kampanye soal daerah hijau, toh pada dasarnya semua masih berupa ide, bukan gagasan yang terencana dengan baik dan komprehensif. Hijau tidak boleh skedar disimplifikasikan pada gerakan tanaman sejuta atau bahkan semilyard pohon. Pemerintah kita yang kepalanya kerap berganti-ganti masih butuh waktu panjang untuk melakukan perubahan nilai, budaya dan struktur internal organisasinya.
Menyatakan diri sebagai daerah ‘hijau’ tidak dengan sendirinya kesadaran bahwa pemerintah dan masyarakatnya hadir bersama untuk membawa misi kesejahteraan yang berkelanjutan akan hadir begitu saja. Trophy dan aneka awards green kerap hanya menjadi semacam iklan belaka, cara atau strategi untuk membangun reputasi pemimpinnya. Menyatakan diri menjadi daerah hijau adalah sebuah pilihan etis untuk mengarahkan segenap perangkat daerah, masyarakat dan warga untuk merubah hidup dan perilakunya dalam segala hal agar lingkungan kehidupan, alam dan seisinya terjaga untuk kesejahteraan semua hingga masa ke depan.
Semoga slogan hijau tidak menjadi ironi, hanya terpajang di iklan, baliho, spanduk dan pidato-pidato saja. Menggelikan jika tebaran kata hijau itu berserak bersama dengan tumpukkan sampah yang tak terangkut dimana-mana, berkubang bersama lubang-lubang tambang yang dibiarkan begitu saja, berpeluh dalam desakkan antrian kendaraan yang terjebak dalam kemacetan, menetes dalam pipa air PDAM yang mati hidup dan hanyut dalam genangan air yang tak tahu harus meresap kemana.
Sebelum meneriakkan yel-yel : green yes!!!. Mestinya berkaca lebih dulu melihat adakah mata ini tak lagi ‘hijau’ melihat deretan angka PAD dalam APBD yang bisa masuk ke kantong kanan dan kiri yang ternyata juga berwarna hijau.
Salam Mata Hijau
@yustinus_esha
Orang boleh pandai setinggi langit, namun kalau tidak menulis maka akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah (Pram)
Pages
Label:
Parodi
RAMAI-RAMAI HIJAU
Borneo Menulis
Jumat, 22 Juli 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
Cari Blog Ini
Sekolah dan Bengkel Menulis Naladwipa
Merupakan hasil kerjasama Naladwipa Institute, Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Samarinda dan Desantara Foundation. Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak muda untuk mengasah wawasan, kepekaan dan ketajaman untuk melihat apa yang terjadi di kesekitarannya.
Menulis Adalah Panggilan Jiwa
Blog ini merupakan wahana bagi peserta sekolah menulis Naladwipa dan Komkep Kasri untuk mempublikasikan tulisannya. Namun tetap terbuka bagi siapapun yang hendak mengirimkan tulisan juga. Silahkan masukkan tulisan ke badan email dan kirim ke borneo.menulis@gmail.com
Tulisan akan ditata sedemikian rupa tanpa merubah isi dan subtansinya.
Tulisan akan ditata sedemikian rupa tanpa merubah isi dan subtansinya.
Popular Posts
-
Antara Antri IPAD dan Bensin Ketika masih duduk di bangku sekolah, libur kenaikan kelas adalah sebuah kegembiraan yang tidak terkira. Sebu...
-
Daun-daun masih basah, karena tadi sore hujan baru usai menyirami kampung yang berada di tepi sungai Kelian. Kini malam berganti terang pur...
-
Hujan rintik-rintik ditemani senja sedang merayap meraih malam di saat saya memasuki pintu gerbang desa Kutai Lama Kecamatan Anggana Kutai ...
-
Masihkan orang berpikir bahwa tato adalah penanda bagi mahkluk yang cenderung kriminal dan tindik (piercing) adalah peradaban massa silam?. ...
-
Berita merupakan produk aktivitas jurnalistik atas dasar informasi yang berdasar pada fakta. Jika sang jurnalis hadir atau berada dalam sebu...
-
Empat bulan lalu Ardi bersama keluarganya pindah rumah, ke tempat tinggal yang kini adalah miliknya sendiri. Bertahun-tahun Ardi, Esta istr...
-
Media memegang peran penting dalam dinamika sosio kultural di masyarakat. Di tengah iklim yang menindas, media bisa menjadi corong dari peng...
-
Resep apa yang digunakan oleh seseorang sehingga mampu melahirkan tulisan yang menawan. Sederhana saja, ramuan jitu dalam menulis hanya satu...
-
Istilah LSM sebenarnya contradictio in terminis atau korupsi makna. Sebagai sebuah institusi yang dinamai dengan Lembaga Swadaya Masyarakat...
-
Kemacetan tak lagi milik kota-kota metropolitan macam Jakarta, Bandung, Surabaya atau Medan. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang kin...
Ayo Menulis
Jika anda percaya bahwa kata-kata mampu menggerakkan perubahan maka mulailah menulis. Semua pantas ditulis dan perlu untuk dibagikan.
Daftar Link
Partisipan
Arsip Blog
- 06/26 - 07/03 (3)
- 07/03 - 07/10 (3)
- 07/10 - 07/17 (6)
- 07/17 - 07/24 (6)
- 07/24 - 07/31 (12)
- 07/31 - 08/07 (3)
- 08/14 - 08/21 (2)
- 08/28 - 09/04 (2)
- 09/04 - 09/11 (3)
- 10/02 - 10/09 (11)
- 09/02 - 09/09 (10)
- 09/09 - 09/16 (4)
- 09/16 - 09/23 (12)
- 09/23 - 09/30 (8)
- 09/30 - 10/07 (12)
- 10/07 - 10/14 (8)
- 10/14 - 10/21 (10)
- 10/28 - 11/04 (9)
- 11/04 - 11/11 (9)
- 11/11 - 11/18 (10)
- 11/18 - 11/25 (8)
- 11/25 - 12/02 (6)
- 12/02 - 12/09 (3)
- 12/09 - 12/16 (3)
- 12/30 - 01/06 (1)
- 01/06 - 01/13 (5)
Kunjungan
BORNEO MENULIS
0 komentar:
Posting Komentar