Amatan Acak : AKU dan NUSANTARA (81)

Kamis, 08 November 2012


SETAN KKN

Cerita tentang setan banyak saya dengar waktu kecil. Ada bermacam-macam setan, ada yang menakut-nakuti dan menganggu  namun ada yang bisa diajak berkongsi oleh manusia. Salah satunya yang bisa diajak bekerja sama adalah Tuyul. Konon Tuyul bentuknya seperti anak kecil, gundul dan tidak pakai baju. Orang yang ingin kaya dengan mudah, biasanya memelihara Tuyul yang digambarkan bisa mencuri uang di rumah orang lain tanpa ketahuan. Kisah di masa kecil dulu, konon pemelihara Tuyul bisa ditandai dari adanya kamar di rumah itu yang jendelanya tak pernah dibuka.

Ketika hari mulai gelap karena matahari mulai tenggelam plus belum ada listrik, kami anak-anak biasanya dilarang keluar. Sebab pada jam itu setan-setan bergentayangan. Ada yang namanya Lampor yaitu setan yang suka ‘menculik’ anak-anak dan kemudian menaruh diatas dahan pohon besar dan tinggi. Ada juga setan yang sering membuat orang tersesat atau salah jalan, merasa berjalan ke tujuan yang hendak dicapai ternyata berakhir di kuburan atau puncak bukit.

Maka waktu itu kalau berjalan malam saya dan teman-teman selalu waspada melihat kanan kiri, memasang mata dan telinga terhadap segala macam bunyi-bunyian serta penampakan-penampakan di depan mata. Kalo di kejauhan ada nyala seperti obor berjalan, maka kami akan bilang ada hantu Oncor. Kalau ada bunyi seperti lemparan kerikil dari atas maka kami akan bilang ada hantu Krutuk, kalau ada bunyi jatuh yang keras dan kemudian mengelinding maka kami akan berlalu cepat dan tak mencari apa yang jatuh. Sebab jangan-janga itu adalah hantu yang nampaknya seperti kelapa namun bisa meringgis seperti mulut manusia yang penuh gigi.

Namun meski diliputi oleh cerita-cerita seputar hantu dan kabar tentang berbagai macam hantu yang gentanyangan seperti Pocong dan Wewe, sekalipun saya belum pernah melihat hantu. Lebih sering saya dan kawan-kawan merasa melihat hantu atau tanda-tanda adanya hantu disekitar kami. Kalau diperhatikan sungguh-sungguh apa yang sering kami anggap hantu adalah lambaian daun pisang kering, atau pelepah daun kelapa yang patah dan melambai-lambai tertiup angin. Kalau hantu Oncor, barangkali memang ada orang berjalan di jauh sana dan membawa obor untuk penerangan.

Setan, Hantu, Tuyul, Jin dan Iblis atau apapun sebutannya memang kerap diceritakan, dikisahkan, namun sedikit sekali yang melihatnya. Karenanya menjadi mudah bagi kita untuk membawa-mbawa setan dan segala macam variannya pada segala urusan tanpa takut ada komplain dari mereka.  Setan sering kita pakai sebagai umpatan, untuk mengatakan sesuatu yang keterlaluan. “Dasar setan atau kelakuan setan” begitu kala kita mengumpat atas kelakuan orang tertentu yang menjengkelkan atau membuat kita marah.

Setan memang kerap kita pinjam untuk mengambarkan bahwa kelakuan seseorang tertentu itu terjadi bukan karena keinginan sendiri melainkan karena pengaruh setan. Tak ada orang tua yang memperkosa anak perempuannya kalau tak kerasukan setan, begitu kerap kali banyak orang bilang. Padahal kelakuan itu tak ada hubungannya dengan setan. Kelakuan seseorang adalah buruk tentu saja karena orang itu sendiri bukan karena setan.

Kalau benar setan yang bertanggungjawab atas segala macam kekacauan, kasus yang membuat misalnya para pelayan masyarakat kemudian justru mengkorupsi uang masyarakat, maka sebenarnya tak sulit-sulit amat untuk memberantas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Kita tak perlu membentuk KPK dan satgas percepatan pemberantas korupsi, melainkan membentuk badan atau satuan dinas untuk menangkap setan alias brigade ghostbuster.

Bukankan di banyak televisi dulu kerap ditayangkan acara yang menunjukkan kaum yang disebut ‘paranormal’ mampu menangkap setan, hantu dan saudara-saudara lainnya. Kenapa bukan mereka ini saja yang diserahi tugas untuk memberantas KKN. Toh, biasanya setan kalau ditanya oleh paranormal akan menjawab dengan jujur tentang apa yang dilakukannya kepada manusia.

Tapi saya yakin yang namanya KKN itu tak ada hubungannya dengan setan. Kalau kemudian pelakunya kerap kita gambarkan perilakunya mirip setan, saya juga ragu apa memang begitu. Bagi saya para pelaku KKN jelas-jelas lebih ‘setan’ daripada setan itu sendiri.  Kelakuan para pelaku KKN ibaratnya dalah kelakuan koalisi setan dari berbagai aliran sehingga meski sudah terang benderang tanda dan gejalanya namun ternyata tak bisa ditangkap, tak tersentuh oleh hukum bahkan mereka menjadi hukum itu sendiri.

Pondok Wiraguna, 9 November 2012
@yustinus_esha

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

 
BORNEO MENULIS © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum