Marah Saja Kalau Tak Sayang Pulsa

Rabu, 05 Oktober 2011


Kasak-kusuk di grup BBM teman seangkatan, disebutkan bahwa Karto kini telah menjadi orang sukses. Penampilannya mentereng, jauh melampaui tampilan saat kuliah dulu. Doni yang pernah bertemu dengannya mengatakan “Baunya wangi melebihi Ibu Bupati, kemana-mana disopiri. Tajir abis”.

Tentu saja tidak ada yang menyangka bahwa Karto bakal sesukses itu. Penampilannya saat kuliah dulu tidak ada lebih-lebihnya, bahkan cenderung minus. Tapi toh memang nasib berada di tangan Tuhan, kalau sudah digariskan, hitung-hitungan matematis dan logika menjadi tidak berlaku. Bukankah banyak orang dengan potensi luar biasa, kecerdasan diatas rata-rata namun berakhir dengan tidak menjadi apa-apa.

Mas Romo yang merupakan tokoh yang dituakan teman-teman satu angkatan terkaget saat dihubungi oleh Karto. Lewat perbincangan di telepon, Karto mengabarkan hendak berkunjung ke rumah Mas Romo. “Saya sudah rindu Mas Romo dan ingin bertukar cerita serta meminta pencerahan”, begitu ujar Karto dari seberang sana.

Tanpa pikir panjang Mas Romo menyahut “Datang saja Kar, aku juga pingin ketemu kamu. Aku tunggu ya, tapi jangan lupa oleh-olehnya”.

Beberapa hari kemudian Karto datang ke rumah Mas Romo dengan mengendarai mobil sedan tipe terbaru dari sebuah produk ternama di Eropa. Kali ini Karto datang sendiri tanpa di temani sopirnya. Mas Romo yang menyambut di depan rumah berdecak kagum melihat tongkrongan Karto. Saat menyambut Karto dengan pelukan hangat, Mas Romo mengatakan “Luar biasa kamu, lama tak ada kabar, tiba-tiba muncul sebagai orang sukses”.

“Ah, biasa saja Mas Romo, asal kita jeli dan pintar melihat peluang, hal-hal yang nampaknya sepele bisa jadi uang di negeri ini”, sahut Karto enteng. “Saya ini hanya mengambil sedikit uang dari orang-orang yang jengkel dan marah-marah”, lanjutnya.

Mas Romo tentu saja penasaran dengan jawaban Karto. “Mengambil uang dari orang yang jengkel dan marah, kok bisa sih Kar”, tanya Mas Romo tak habis pikir.

Karto kemudian menceritakan bisnisnya. Bisnis SMS premium yang sengaja menyebar berita-berita bohong, seperti pemberitahuan bahwa seseorang telah menerima undian atau hadiah juga SMS-SMS yang berisi permintaan untuk mentransfer pulsa karena sang pengirim sedang kena masalah.

Mendengar penjelasan Karto, Mas Romo ternyata masih belum paham juga bagaimana SMS-SMS itu bisa menghasilkan uang. “Aku tahu yang kamu ceritakan itu, sebab kadang-kadang di HP saya ini nyasar juga permintaan pulsa dari Alex, Papa, Mama, Tante dan lain sebagainya. Tapi bagaimana itu bisa membuat kamu kaya?”, tanya Mas Romo semakin penasaran.

“Begini Mas Romo, siapapun yang membalas SMS yang dikirim melalui server SMS centre kami bakal dikenai tarif premium, Rp. 2000 per SMS. Nah, mereka yang berulang menerima SMS pemberitahuan omong kosong itu biasanya sudah jengkel setengah mati”, jawab Karto. “Saking jengkelnya mereka berkali-kali akan mengirim balasan dengan sejuta makian. Dan tentu saja kami berterima kasih dengan makian-makian itu, makin banyak makin baik, sebab dengan memaki berkali-kali berarti mereka memberi kami rejeki”, lanjut Karto sambil tersenyum.

Mas Romo geleng-geleng kepala mendengar cerita akal-akalan Karto. “Wah, kamu ini memang kurang ajar, nyari rejeki kok dengan cara yang berbau kriminal gitu Kar”, kata Mas Romo.

“Mas Romo, dalam ilmu jualan ada prinsip 3 H. Haram atau Halal, Hantam”, terang Karto tenang. “Lagi pula apa yang kami lakukan adalah sebuah layanan”, lanjut Karto.

“Layanan”, seru Mas Romo tak bisa menahan jengkel. “Layanan apa maksudmu Kar”, tanya Mas Romo kemudian.

“Layanan untuk menyalurkan kemarahan dan kejengkelan Mas Romo. Itu sebetulnya tujuan utamanya”, jawab Karto tenang. “Sekarang ini kan banyak orang marah dan jengkel terhadap keadaan negeri ini, tapi tak tahu harus marah kemana, sebab tak semua berbakat dan bisa berdemontrasi. Nah, kami menyediakan diri untuk dimaki-maki, tentu saja dengan memancingnya terlebih dahulu”, terang Karto lebih lanjut.

Mas Romo terdiam mendengar penjelasan Karto.

“Nah, maksud kedatangan saya kesini hendak meminta Mas Romo untuk membantu menyusun pesan-pesan singkat yang mampu membuat orang jengkel dan marah sehingga mengeluarkan sumpah serapah berkali-kali. Mas Romo kan jagoan merangkai kata”, mohon Karto sambil tak lupa memuji.
Mendengar permintaan Karto, Mas Romo marah bukan kepalang. Beruntung karena sedang bertatap muka dengan Karto maka Mas Romo tidak perlu marah lewat SMS yang bakal bikin pulsa telepon selularnya tersedot dan membuat kantong Karto semakin tebal.

Yustinus Sapto Hardjanto
Sociocultural Networker’s

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

 
BORNEO MENULIS © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum