MENULIS PROFIL

Jumat, 15 Juli 2011

Kenapa infotainment begitu disukai?. Apakah benar seperti yang ditenggarai oleh MUI bahwa kita gemar membicarakan keburukan atau aib orang lain?. Sebenarnya tidak, sebab infotainment tidak selalu memberitakan tentang skandal atau keburukan dari subyek beritanya. Kenapa infotainment disukai, itu karena infotaintmen membicarakan ‘orang atau seseorang’. Mengungkap apa yang belum diketahui oleh orang banyak tentang seseorang (subyek). Para produser infotainment tahu persis bahwa pada galibnya manusia itu senang mengetahui perihal orang lain, kehidupan orang lain.
Tulisan yang mengungkap hal ihwal seseorang sebenarnya lazim dalam berbagai media mainstreams. Sebab kolom ini sekali lagi merupakan tulisan yang digemari atau dibaca oleh banyak orang. Ada yang menamai rubrik ini dengan nama dan peristiwa, pokok dan tokoh, sosok, sosialita, profil, wajah dan kata, tokoh dan pemikiran, tamu kita dan lain sebagainya. Setiap media menamai rubrik ini berbeda-beda tergantung dari gaya penulisan dan hal apa yang hendak ditonjolkan dalam tulisan itu.
Setiap media juga mempunyai kebijakan sendiri soal panjang pendeknya sebuah tulisan profil. Ada yang hanya terdiri dari 4 – 5 alinea, tetapi ada juga yang panjang sampai berkolom-kolom. Rubrik wawancara di beberapa majalah sebenarnya adalah tulisan profil, panjangnya bisa lebih dari dua halaman. Demikian juga di koran tertentu pada edisi minggu, biasanya profil ditulis dalam bentuk yang lebih panjang, bisa sampai setengah halaman koran.
Meski kita ingin menulis profil pendek, pada prinsipnya sama saja dengan ketika kita ingin menghasilkan sebuah profil yang panjang. Keduanya mempunyai proses dan langkah yang sama yaitu : menentukan ide (inventing), mengumpulkan data dan informasi (collecting), mengatur atau menata dara dan informasi (organizing), menulis naskah awal (drafting), memperbaiki (revisi), memeriksa kembali atau mengkoreksi.
Siapa yang pantas atau layak untuk diprofilkan?. Secara umum subyek yang biasa di tampilkan dalam rubrik profil adalah :
1. Seseorang yang memiliki nilai berita.
2. Seseorang yang terkenal atau dekat dengan khalayak.

Dengan dua kriteria diatas maka sebenarnya siapa saja bisa diprofilkan dengan syarat seseorang itu terkait dengan sesuatu yang layak diberitakan. Seperti mengalami kejadian yang luar biasa atau langka, misalnya pesawat jatuh dan dia adalah satu-satunya orang yang selamat. Melakukan sesuatu yang tidak banyak dilakukan orang lain, misalnya dengan inisiatif sendiri melakukan penghutanan lahan kritis, menanami bakau di sepanjang pantai . Perjuangan atau perjalanan hidupnya bisa menjadi inspirasi bagi orang lain dan lain sebagainya.

Bagaimana sebuah tulisan profil bisa dikatakan bagus. Tidak ada ukuran yang pasti, namun profil dikatakan berhasil apabila tulisan itu mampu menarik orang untuk membacanya hingga habis. Tetapi tulisan profil tidak semata di sajikan untuk dibaca saja melainkan mampu memberikan impresi atau meninggalkan sesuatu di hati pembacanya. Pembaca profil diharapkan mampu terinspirasi, mengambil hikmah atau pelajaran, termotivasi dan berempati atau bersimpati pada subyek yang diprofilkan. Contohnya apabila yang diprofilkan adalah seorang bocah yang berprestasi, namun anak dari keluarga miskin dan menderita penyakit yang butuh banyak biaya, maka publikasi profilnya akan mendorong untuk membantu khalayak memberi bantuan pembiayaan untuk pengobatannya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tulisan profil mampu mengikat pembaca, yaitu :
• Berhati-hati dalam memilih istilah atau kata sifat. Jangan malas mencari kalimat lain yang artinya sama namun lebih memberi pengambaran tentang apa yang kita maksudkan. Misalnya “Dia adalah orang yang sportif” akan lebih baik di tulis “Dia adalah orang yang berani mengakui kesalahan dan memuji kelebihan orang lain”.
• Tulis secara spesifik dan hindari generalisasi. “ Doni, seorang pendaki gunung” kalimat ini akan lebih menjelaskan siapa Doni sebenarnya dari pada dengan menuliskan “Doni menyukai petualangan”. “Aldi, ketua BEM” tentu akan lebih memikat dibandingkan dengan menyebut “Doni aktivis organisasi mahasiswa”.
• Gunakan kalimat-kalimat pendek. Katakan secara langsung, jangan menutup-nutupi, bertele-tele, berkotbah atau terus menerus memberi penjelasan.
• Tonjolkan sisi positif tetapi tidak berlebihan sehingga seperti menjilat. Kalaupun ada pengalaman yang tidak enak di masa lalu itu bisa disajikan sebagai energi positif pada saat ini. Ingat tak ada seorangpun yang sudi “kebusukannya” diumbar.
• Profil adalah pemapara apa adanya, bukan untuk menyombongkan seseorang tetapi juga bukan tempatnya menghina atau menjelekkan seseorang. Bukan tempatnya menjadikan ruang profil untuk menjual atau menjatuhkan seseorang.

Profil bukanlah biografi lengkap dari seseorang dimana kita bisa menceritakan keseluruhan pengalaman atau lika-liku hidupnya. Dalam profil kita menyajikan potongan-potongan sisi hidup yang menarik secara singkat namun membuat pembaca mampu mengenal seseorang yang kita profilkan. Penulis profil tidak cukup hanya sekedar mewawancarai untuk menghasilkan deskripsi yang tajam, kuat dan detail. Mengikuti kesehariannya, mewawancarai orang terdekat dan mengamati hubungan dengan orang lain perlu dilakukan agar penulis menangkap sisi-sisi menarik dari orang tersebut.

Tentu saja kehidupan seseorang akan sangat kompleks, maka dalam penulisan sebuah profil, kita perlu memilih bidang apa yang hendak kita tonjolkan. Pilihlah bidang itu berdasarkan waktu yang tersedia serta bahan yang bisa kita kumpulkan . Andai kita tidak terlalu mempunyai waktu untuk mengenal orang itu lebih dalam tentu jangan memilih bidang watak atau perasaan. Sebab andai kita memaksakannya kemungkinan deskripsi kita hambar atau kita menyajikan sesuatu yang sudah biasa bagi publik yang mengenalnya.

Berikut ini beberapa bidang yang kerap dideskripsikan dalam penulisan profil :
• Bidang Fisik. Fisik merupakan aspek yang paling mudah untuk memulai pendeskripsian tentang seseorang. Tujuannya memberi penjelasan tentang aspek fisik dari seseorang secara jelas dan mengenal secara utuh tampilannya. Pengambaran aspek fisik dalam tulisan profil harus dikaitkan dengan apa yang dikerjakan olehnya. Sekali lagi bukan untuk memuji-muji keindahan fisiknya atau bahkan merendahkan dirinya. Fisik bisa dikaitkan dengan style, gaya hidup, tuntutan pekerjaan atau profesi dan lain sebagainya. Perbandingan fisik juga bisa membuat pengambaran tentang seorang tokoh menjadi lebih segar, hidup dan mengagumkan. “Meski mungil tubuhnya, tak berarti nyali Romi juga kecil. Ombak setinggi tiga meter lebih di pantai D selalu mengoda dirinya untuk segera menahklukannya. Pengunjung pantai D selalu dibuat terpana oleh aksi Romi. Ombak seakan-akan menimang-nimang dirinya. Dan Romi seolah bagai daun ringan yang mengapung diatas air mengikuti lekuk alirannya”.
• Bidang milik. Apa yang dimiliki seseorang dengan mudah bisa digunakan sebagai pelatuk untuk membuat deskripsi tokoh yang hendak kita profilkan. Kita bisa dengan mudah mengangkat apa yang dimiliki, segala sesuatu yang melingkupi orang itu. Yang disebut dengan bidang milik bisa meliputi property, koleksi, aksesories, kendaraan, binatang peliharaan dan lain sebagainya. “Setiap hari, aktifitas pertama yang dilakukan oleh Dani adalah menenggok “Bellina”, kuda kesayangannya di kandang belakang. Selain untuk memberi rumput segar, pada pagi hari, Dani akan mengajak Bellina menghirup udara segar, dengan menungganginya menyusuri jalanan kecil di perkebunan kopi. Kebun kopi seluas hampir 50 hektar itu adalah peninggalan Bapak Dani yang meninggal tiga tahun lalu”.
• Bidang tindakan. Deskripsi tentang tindak tanduk atau perbuatan tokoh tertentu adalah salah satu bidang yang kerap diangkat dalam profil. Penulis umumnya mengikuti dengan seksama, aktivitas sang tokoh, mengamati gerak-geriknya dari waktu ke waktu, dari satu kesempatan ke kesempatan yang lain. Biasanya akan ada sesuatu yang unik atau khas dari tokoh tersebut yang menarik untuk diangkat. Anekdot atau cerita lucu dan langka bisa dipakai sebagai pelatuk untuk memulai deskripsi tentang sang tokoh. Bidang tindakan yang dimaksud disini adalah serangkaian tindakan yang melekat pada sang tokoh, bukan bersifat momental belaka atau hanya sekedar pernyataan tindakan belaka seperti “Ardi marah besar dan kemudian menonjok muka Rusdi”. Deskripsi bidang tindakan yang dimaksud bukanlah seperti kalimat ini. Bidang deskripsi tindakan yang dimaksud adalah “Lama Randi tidak mengunjungi kampung halamannya. Ternyata kampungnya banyak berubah, disana sini terlihat bukit yang terkupas. Konon tanah di kampungnya banyak mengandung emas. Randi melangkah kaki ke ladang pertambangannya, ditemuinya Toni teman sekolahnya dulu. Dengan berlumur lumpur Toni menemuinya. Randi dan Tomi bertukar kisah. Dari cerita Toni, Randi tahu betapa susahnya menjadi penambang emas, kerjanya tidak seindahnya kilaunya. Setiap hari Toni bertaruh nyawa, memasuki lubang sedalam puluhan meter dengan peralatan seadanya. Berkali-kali Toni lolos dari maut karena keberuntungan semata. Kisah kampung halamannya dan pertemuan dengan Toni kemudian difilmkan oleh Randi dengan judul “Kemilau Cinta Berlabur Duka.”.
• Bidang perasaan. Perasaan seseorang juga bisa dipakai sebagai pelatuk untuk memulai mendeskripsikan dirinya. Banyak peristiwa berkaitan dengan kehidupan seseorang. Di media dengan mudah kita menemukan rubrik profil yang berisi deskripsi perasaan tokoh tertentu kala menikah, putus paca, hail, punya anak, lulus sekolah, selesai meluncurkan album dan lain sebagainya. Perasaan akan jauh lebih terasa hidup apabila digambarkan dengan metafora dan perbandingan. Profil dengan bidang perasaan bisa dimulai dengan memberikan gambaran tentang hati yang gembira, perasaan bahagia dan jiwa yang tengah berbunga-bunga, semangat yang kian membara. “Gadis Ria Bagya, begitu nama panjangnya. Sehari-harinya terlihat ceria, menjalani hidup dengan ringan dan menatap masa depan penuh kegembiraan. Tak salah apabila dia dipanggil dengan nama Ria, sebab memang dia selalu “ria” menjalani hari-harinya.”.
• Bidang watak. Ini merupakan bidang yang paling sulit untuk menuliskannya. Sebab penulis mesti mengamati seseorang dari hari ke hari, mendengarkan kesaksian atau cerita orang-orang yang kenal dekat dengannya. Watak sering bersifat abstrak, perlu kejelian dalam mengamati dan butuh penafsiran. Watak pada dasarnya adalah sesuatu yang terus-menerus dilakukan hingga membentuk kebiasaan. Kebiasaan yang terus dilakukan itulah watak. Persoalannya watak tidak selalu positif dan profil tidak selayaknya memuat hal-hal yang buruk atau menjelek-njelekkan seseorang di hadapan khalayak. “Romi mengakui tak mudah baginya untuk menghormati orang lain apalagi yang kelas sosialnya lebih rendah darinya. Kesombongan dan kebiasaan mencari perhatian berbuah petaka. Saat mengendarai mobil selalu tak mau didahului oleh orang lain. Hingga suatu saat dia memacu kendaraan, mengejar seseorang yang melewatinya. Karena kehilangan kontrol, mobinya terguling berkali-kali dan terhenti di saluran air. Mobil yang dikejarnya lari menjauh, Romi merintih pelan dalam kegelapan, hingga seorang gelandangan renta menyelamatkannya. Pertolongan dari gelandangan itu membuatnya sadar bahwa dia butuh orang lain dalam hidupnya. Sesederhana apapun orang itu.”.

Itulah bidang-bidang yang biasa dipakai sebagai pelatuk untuk mengawali atau merangkai sebuah tulisan profil. Tapi yang perlu diingat bahwa profil hanyalah sebuah cuplikan dari kisah kehidupan. Profil bukan biografi, jadi pilihlah deskripsi yang paling penting dan terutama mengulas salah satu aspek atau sisi kemanusiaan sang tokoh.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

 
BORNEO MENULIS © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum