AKU INGIN PULANG, NYANYI PERANTAU JELANG RAMADHAN

Selasa, 26 Juli 2011

Satu minggu menjelang puasa, bulan yang penuh magfirah.

Para manager dan event organiser pada berbagai tempat hiburan malam di Samarinda berlomba memanfaatkan waktu tersisa. Berbagai acara dengan label “ Closing Party” digelar agar bisa mendulang pengunjung untuk terakhir kali. Sebab satu atau dua hari menjelang puasa, semua tempat hiburan malam harus meliburkan diri dan buka kembali setelah hari lebaran nanti.

Bukan hanya para manager dan event organizer saja yang mulai sibuk, counter-counter penjualan tiket juga mulai lebih sering menerima telepon menanyakan harga tiket ke sini atau kesana. Perbincangan soal tiket mulai mudah terdengar di berbagai sudut kota.

“Dapat yang harga berapa tiketnya?”.
“Saya waktu itu iseng bertanya, begitu disebut ada yang 700 ribu, langsung saya bayar”.
“Wah, murah itu, saya dapat yang 1 juta 90 ribu”.

Tiket ramai diperbincangkan karena para PERANTAU hendak PULANG ke kampung halaman saat bulan ramadhan nanti untuk merayakan lebaran di tanah kelahirannya. Pulang atau kemudian dikenal sebagai mudik selalu meramaikan suasana bulan ramadhan. Rangkaian mulai dari ramadhan sampai lebaran adalah sebuah peristiwa eksistensial, peristiwa yang sangat penting. Maka tak heran jika setiap orang yang menjalaninya ingin merayakan dalam kebersamaan di “RUMAH”.

PULANG ke RUMAH bagi PERANTAU bukan berarti kembali ke tempat tinggal, ruang tempat mereka istirahat selepas bekerja. Mereka ingin pulang ke tempat dimana hati dan pikiran menyatu. Tempat dimana mereka dilahirkan, dibesarkan dan mengalami berbagai macam peristiwa yang meninggalkan pengalaman positif. Dengan merantau mereka telah meninggalkan rumah itu, dan dalam jangka waktu tertentu muncul panggilan jiwa untuk bernostalgia. Nostalgia merupakan panggilan kerinduan akan sesuatu yang hilang dan hanya akan dapat ditemui kembali apabila kembali ke rumah.

Semakin besar kenangan, tabungan kejadian hidup yang baik dan menyenangkan terjadi disana maka kerinduan akan semakin besar. Dorongan untuk pulang menjadi sangat dominan, maka pulang ke rumah di masa ramadhan adalah sebuah keharusan. Sebuah peristiwa eksistensial yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kebahagiaan menjalani sisa hari ramadhan dan merayakan hari raya idul fitri akan terasa lengkap apabila dilakukan di rumah tempat nyamannya badan dan hati terjadi. Hari raya lebaran akan terasa buram apabila dilaksanakan di tempat yang jauh dari sanak saudara, jauh dari tempat kita dilahirkan, dibesarkan tempat segala kenangan indah dalam album kehidupan.

Perjalanan pulang dari tanah rantau ke rumah (kampung halaman) adalah perjalanan spitual, perjalanan untuk kembali “menjadi”. Spirit yang pararel dengan teologi puasa atau mati raga. Puasa sesungguhnya merupakan perjalanan atau laku spiritual agar siapapun yang menjalaninya kembali menjadi “Insan Allah”. Orang atau sosok yang beriman karena menjalankan perintah dan petunjuk Allah dengan sukarela dan penuh kesadaran agar mencapai kondisi hidup berada dalam naungan dan ridhoNYA
Orang beriman adalah para perantau, yang selalu rindu pulang lewat peziarahan untuk kembali berjuang menemukan tempat asalinya. Puasa adalah sebuah perjuangan untuk “mematikan” diri dari kecenderungan baik badani maupun pikiran yang menjauhkan diri dari rumah ALLAH. Lewat puasa seseorang sedang mempersiapkan diri agar kelak jika sewaktu-waktu harus melakukan perjalanan pulang yang terakhir (mati) maka akan sampai tempat tujuan atau rumah yang sesungguhnya yaitu SURGA. Pulang ke surga berarti kembali ke rumah bersama-sama ALLAH.

Realitas PERANTAU, PUASA dan RUMAH (pulang) adalah sebuah pengembaraan yang belum berakhir. Di tanah rantau, para perantau rela bekerja keras, tak kenal waktu, berjuang dan jarang bersenang-senang demi mengumpulkan materi untuk dibawa pulang nanti. Kerja keras selama setahun di tanah rantau akan dinikmati dengan penuh keriangan di rumah saat lebaran nanti. Dan pada saat itulah keberhasilan material menjadi sama dengan keberhasilan spiritual.



Salam Marhaban Ya Ramadhan
Batu Lumpang, 26 Juli 2009
@yustinus_esha

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

 
BORNEO MENULIS © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum